Shadow Purge Prabowo, Strategi Halus Mengunci Para Loyalis Jokowi

- Kamis, 26 Juni 2025 | 20:35 WIB
Shadow Purge Prabowo, Strategi Halus Mengunci Para Loyalis Jokowi


'Shadow Purge Prabowo, Strategi Halus Mengunci Para Loyalis Jokowi'


Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, mengungkap sebuah analisis tajam mengenai dinamika kekuasaan pasca Pilpres 2024. 


Menurutnya, Menteri Pertahanan yang kini bersiap menjadi Presiden RI, Prabowo Subianto, tengah menjalankan strategi “shadow purge” atau pembersihan lawan politik secara senyap. Hal itu diungkap di akun IG-nya pada tanggal 26/6/ 2026.


“Prabowo tidak serta-merta melakukan reshuffle terbuka atau konfrontasi langsung. Ia justru memanfaatkan skandal dan kesalahan masa lalu para tokoh penting untuk mengunci pergerakan mereka,” kata Gde Siriana, Kamis (26/6/2025).


Langkah Prabowo ini, lanjutnya, terlihat dari rentetan peristiwa yang menjerat sejumlah tokoh yang selama ini dikenal dekat dengan Jokowi. Beberapa contoh mencolok:


- Kasus korupsi BTS Kominfo yang menyeret nama Menkominfo Budi Arie Setiadi. 


Meski belum ditetapkan sebagai tersangka, keterangan pegawai Kominfo menyebut adanya peran penting sang menteri.


- Pencopotan Letjen Kunto Arief Wibowo dari jabatan strategis di TNI yang disebut-sebut memiliki komunikasi khusus dengan Presiden Jokowi, dinilai sebagai sinyal bahwa Prabowo tidak akan membiarkan “jalur bypass” kekuasaan dari Istana.


- Kasus ekspor CPO yang memeriksa Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, serta masalah distribusi gas elpiji 3 kg dan izin tambang nikel di Raja Ampat yang menyeret nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.


- Keputusan kontroversial penghapusan 4 pulau di Aceh oleh Kemendagri yang kini menjadi sorotan publik dan mengarah ke Tito Karnavian. Dalam isu ini, justru Prabowo tampil sebagai pihak yang menenangkan dan “menyelesaikan” masalah, menjadikannya tampak sebagai pahlawan nasional.


Menurut Gde Siriana, langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi “cold consolidation”—konsolidasi kekuasaan secara sistematis, diam, dan tanpa letupan politik besar.


“Prabowo tahu, reshuffle terbuka justru bisa memicu kegaduhan. Maka ia memilih jalan lain: menunggu lawan jatuh oleh bebannya sendiri,” jelasnya.


Halaman:

Komentar

Terpopuler