Terbukanya Kotak Pandora Ijazah Jokowi

- Jumat, 18 Juli 2025 | 15:35 WIB
Terbukanya Kotak Pandora Ijazah Jokowi


AIR BAH KEBOHONGAN JOKOWI TERUNGKAP DARI TESTIMONI PROF. SOFIAN EFENDI


Pernyataan mantan Rektor UGM (2002-2007) Prof. Sofian Effendi (walau sdh dianulir) telah mengungkap seluruh puzzle kebohongan ijazah S1 Jokowidodo, dg mozaik sbb :


1) betul Jokowidodo adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM tapi hanya sampai Sarjana Muda (B.Sc) karena Indeks Prestasinya (IP) selama 2 tahun pertama kurang dari 2,0 maka sesuai aturan UGM saat itu (sampai dg thn 2014) mahasiswa tidak boleh lanjut ke tingkat Sarjana. Ini sesuai dg fakta : 


(a) Jokowi pernah menyatakan bahwa IP-nya kurang dari 2

(b) Transkrip yg dibuka oleh Bareskrim menunjukkan bhw IP Jokowi kurang dari 2

(c) Bukti pembayaran SPP yg ditunjukkan di Bareskrim tertulis utk mahasiswa sarjana muda

(d) Tidak ditemukan bukti KKN dan foto wisuda Sarjana karena Sarjana Muda memang tidak KKN dan tidak diwisuda bersama Sarjana


2) Sampai saat ini tidak bisa ditemukan status ditunjukkan ijazah asli sarjana karena Jokowidodo memang hanya selesai sampai Sarjana Muda


3) Terjadi kejanggalan skripsi yg sepertinya dibuat sktr tahun 2012 - 2014 karena memang Jokowidodo tidak memiliki skripsi karena hanya Sarjana Muda


4) Patut diduga bahwa ijazah yg “diambil” untuk “dipalsukan” adalah ijazah Heri Mulyono (adik ipar Jokowidodo - mantan suami I Ibu Idiati - yang sekarang menjadi istri mantan Ketum MK yg memutuskan Gibran boleh maju sebagai calon wakil Presiden) yg sepertinya “hilang” sejak 2015 dan meninggal 2018.


5) Bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh diduga menggunakan ijzah Serjana Muda - bukan Sarjana


6) Puzzle yg belum terbuka - informasi  bahwa saat mendaftar sbagai calon Walikota Solo - Jokowi memiliki 2 (dua) gelar yaitu Drs dan Ir.


Mari kita tunggu terbukanya kebenaran berikutnya...


(MUHAMMAD SAID DIDU)


👇👇



Curiga Eks Rektor UGM Mendadak Cabut Ucapan soal Ijazah Jokowi, Refly Harun: Berbohong atau Diancam?


Ahli hukum tata negara Refly Harun menanggapi langkah mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, yang mencabut pernyataannya terkait dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. 


Dalam tayangan di kanal YouTube miliknya, Refly menyebut pencabutan itu menimbulkan tanda tanya besar dan membuka dua kemungkinan motif di baliknya.


"Apakah Sofyan Effendi berbohong ataukah Sofyan Effendi ditekan untuk mencabut pernyataannya? Ini hal yang menarik tentunya," ujar Refly.


Refly mempertanyakan kejanggalan perubahan sikap Sofian. 


Menurutnya, sebagai seorang guru besar, Sofian Effendi seharusnya masih memiliki daya ingat yang baik dan tidak sembarangan menyampaikan informasi ke publik.


"Sofyan Evendi adalah seorang profesor, seorang guru besar. Saya kira dia masih punya ingatan yang baik. Walaupun sudah berusia ya 80 tahun, tetapi dia sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia orang yang mengalami lupa ingatan dan lain sebagainya. Misalnya banyak yang dia lupa," ungkap Refly.


Refly menilai apa yang disampaikan Sofian sebelumnya kemungkinan besar merupakan hasil dari informasi yang ia yakini kebenarannya saat itu.


"Jadi sebenarnya apa yang dia nyatakan, itulah informasi yang dia kumpulkan, informasi yang dia ketahui," ucap Refly.


Namun, Refly juga membuka dua kemungkinan penyebab Sofian akhirnya menarik kembali semua ucapannya: diyakinkan oleh pihak lain, atau dihadapkan pada tekanan.


"Rupanya ada dua kemungkinan. Dia diyakinkan oleh pihak lain bahwa apa yang dia katakan itu tidak benar, yang benar adalah versi Ova Emilia. Atau yang kedua dia diancam untuk tidak menyampaikan atau untuk mencabut pernyataannya itu, kita tidak tahu," katanya.


Lebih lanjut, Refly menegaskan bahwa pencabutan seluruh pernyataan dari awal hingga akhir oleh seorang profesor bukanlah hal yang lazim.


"Tapi masa sih sekelas profesor menyampaikan informasi zonk semua dari A sampai Z dan ditarik semua. Itu kan tidak lazim," tegasnya.


Sumber: Suara

Komentar