Konon Sufmi Dasco Ahmad termasuk operator politik Jokowi juga, terutama pada periode kedua.
Dasco menggantikan Fadli Zon sebagai Wakil Ketua DPR, yang dianggap begitu keras kepada Jokowi saat itu.
Prabowo mengubah haluan politik bergabung dengan Jokowi. Peran Dasco sangat penting dalam memainkan haluan politik baru itu.
Bahkan saking tak sadarnya Dasco bahwa Presiden baru telah terpilih, ia bergerak cepat menginisiasi perubahan UU Pilkada Baru, menghimpit putusan MK, yang menutup peluang Kaesang maju Pilgub, yang akhirnya Prabowo membatalkan akal-akalan politik itu.
Kembali lagi pepatah legendaris, tak ada asap kalau tak ada api.
Bahwa sindiran tajam dan langsung itu, yang sebetulnya lebih berupa serangan terhadap PSI yang sebetulnya ke arah Jokowi oleh Sufmi Dasco Ahmad itu, hanyalah asap.
Apinya ada pada pilihan politik Jokowi yang tak berhenti, mungkin juga membikin gaduh seperti soal dugaan ijazah palsu yang mestinya bisa diselesaikan Jokowi dengan sangat mudah.
Sebetulnya itu hak politik Jokowi pula sebagai warga negara memainkan terus gaya berpolitiknya.
Dasco bukan tidak paham, tapi mungkin tak tahan meladeninya. Prabowo seperti ingin ditutup & dikunci.
Entahlah sindiran tajam terhadap logo PSI antara gajah dan kancil itu mewakili wajah Sufmi Dasco Ahmad sendiri atau justru mewakili wajah lain.
Gajah sudah diterangkan oleh Jokowi bahwa itu simbol kecerdasan, kekuatan, dan kebijaksanaan.
Sayang, Dasco tak menerangkan simbol kancil yang disebutnya sebagai perubahan logo Gekrafs, yang hanya pura-pura itu.
Tapi kancil sering disebut sebagai simbol kecerdikan, kelincahan, dan juga kebijaksanaan.
Kalau gajah bisa menang melawan banteng, maka bisa lebih menang lagi kancil di antara gajah dan banteng.
Dasco tentu sudah memikirkan sosok kancil sebagai lawan dari sosok gajah sebagai logo PSI baru itu.
Prabowo hadir di Kongres PSI. Berarti, sindiran Dasco tak mewakili wajah Prabowo. Tapi itulah politik.
Kalau Prabowo tak hadir, itu justru namanya bukan politik lagi, tapi perang terbuka.
Di situlah dilema Prabowo. Tak hadir akan dianggap perlawanan terbuka, kalau hadir terlalu menguntungkan PSI dan Jokowi.
Agaknya Prabowo harus bisa cerdik seperti kancil di antara gajah dan banteng seperti yang dikatakan Sufmi Dasco Ahmad itu. Ya kan? Hehehe. ***
👇👇
[VIDEO]
Sebagai pendukung pak @prabowo 2014-2019 saya setuju dengan satire pak @bang_dasco .
Gak taulah kalo @Dahnilanzar pic.twitter.com/U9dwy59isi
Artikel Terkait
Polisi Gerebek Pesta Gay di Surabaya, Ini Kronologi Lengkap yang Berawal dari Laporan Warga
Bocoran Dokumen hingga Pengacara! 4 Kesamaan Mengejutkan Proses Perceraian Andre Taulany dan Baim Wong
Sengkarut Utang Whoosh: Alasan Jokowi Tegaskan KCJB Bukan untuk Cari Untung
Satu Kembali, Sisanya Hilang: Daftar Lengkap Perhiasan yang Dicuri dari Louvre Paris