Khazanah Budaya Indonesia Membahana dalam Peringatan Hardiknas

- Senin, 16 Mei 2022 | 13:40 WIB
Khazanah Budaya Indonesia Membahana dalam Peringatan Hardiknas

Kini, tempe menjadi salah satu menu pokok tanah air yang dapat ditemui di warung makan hingga restoran-restoran bintang lima. Bahkan, tempe mengglobal karena diminati kaum vegetarian mancanegara.

Menutup rangkaian upacara bendera, pertunjukkan tari dan musik Reyog asli Indonesia ditampilkan usai upacara bendera oleh Paguyuban Reyog Ponorogo Jabodetabek. Ketua Umum Paguyuban Reyog Ponorogo, Catur Yudianto, mengungkapkan bahwa organisasinya rutin menggelar program tahunan, seperti pendidikan dan latihan seni tari, festival dan parade, serta gelar Reyog Ponorogo yang dihelat tiap bulan. Hal ini dilakukan guna menarik minat generasi muda pada kesenian Reyog.

“Bahkan sekarang Reyog Ponorogo dimainkan bukan dari Jawa saja, tapi ada anak-anak muda dari Medan, Padang, Papua, Jakarta, dan lain-lain,” tutur Yudi.

Salah satu tujuan utama paguyubannya, ucap Yudi, adalah agar para penerus bangsa memiliki panutan kebudayaan. “Generasi muda tergantung didikan orang tua. Kalau orang tua membiarkan anak-anak kita bebas berkeliaran ke mana saja, mungkin tidak akan terarah. Tugas kami adalah mengarahkan pewarisan kebudayaan,” terang Yudi.

Yudi yakin, pendidikan berperan sebagai awal mula kehidupan. Maka, keterkaitan pendidikan dan kebudayaan sangat erat. Keseharian kita merupakan hasil pendidikan yang menjadi budaya dan kebiasaan. Masyarakat dengan budaya adiluhung pasti orangnya cerdas-cerdas.

Reyog merupakan tarian komunal yang dikemas sebagai sendratari yang terdiri atas penari topeng menyerupai harimau besar dengan hiasan bulu ekor merak. Penari-penari lain berkostum raja, panglima perang, kesatria, dan prajurit penunggang kuda. Reyog Ponorogo awalnya berkembang di Desa Somoroto, Kabupaten Ponorogo, dan kemudian menyebar ke seluruh kabupaten. Reyog kini juga berkembang di berbagai provinsi di Indonesia. Kepopuleran Reyog juga membumi di berbagai wilayah dan negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea, Jepang, Hong Kong, dan Malaysia.

Tahun ini, Kemendikbudristek menominasikan empat elemen budaya Indonesia agar terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, antara lain Tenun Indonesia, Reyog, Jamu, dan Tempe. Pengajuan nominasi ini telah melewati kajian dan tahapan yang panjang sampai akhirnya diajukan secara resmi pada 25 Maret 2022. Keempat kekayaan Warisan Budaya Takbenda ini akan terus dikawal Kemendikbudristek hingga tercantum dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

“Kekayaan budaya Indonesia harus terus kita jaga dan lestarikan. Saya mengajak seluruh pemuda mencintai kebudayaan Indonesia,” pesan Menteri Nadiem.

Sumber: banten.suara.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler