POLHUKAM.ID - Nama Riza Chalid, pengusaha migas yang kini resmi menjadi buronan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus korupsi tata kelola minyak Pertamina dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), bukan hanya dikenal di lingkaran bisnis energi Tanah Air.
Jejak bisnisnya merambah berbagai sektor dan negara, menjadikannya salah satu pemain besar dalam peta perdagangan migas internasional.
Riza, yang lahir pada 1960, telah mengelola jaringan bisnis bernilai miliaran dolar.
Ia menguasai lini perdagangan minyak, perkebunan sawit, ritel mode, hingga industri minuman.
Jejaringnya mengalir ke berbagai pusat bisnis dunia, dengan kantor dan perusahaan satelit tersebar di Singapura, Hong Kong, hingga kawasan Timur Tengah.
Dominasi bisnis ini membuatnya dijuluki “The Gasoline Godfather”.
Jejaring Global dan Bisnis Bersama Keluarga Cendana
Di sektor migas, Riza memiliki perusahaan besar seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum.
Sebagian entitas ini beroperasi di Singapura, memanfaatkan negara itu sebagai hub strategis untuk mengatur rantai pasok minyak.
Keterkaitannya dengan keluarga Cendana juga bukan rahasia.
Pada 1997, Riza mewakili PT Dwipangga Sakti Prima, perusahaan milik Mamiek Soeharto dan Bambang Trihatmodjo, dalam transaksi pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.
Perusahaan yang sama sempat terseret kasus mark-up pengadaan pesawat Hercules pada 1996.
Kolaborasi ini menunjukkan betapa kuatnya jejaring bisnis Riza yang tak hanya melibatkan pemain swasta, tetapi juga lingkaran elite keluarga penguasa masa lalu.
Artikel Terkait
Polisi Gerebek Pesta Gay di Surabaya, Ini Kronologi Lengkap yang Berawal dari Laporan Warga
Bocoran Dokumen hingga Pengacara! 4 Kesamaan Mengejutkan Proses Perceraian Andre Taulany dan Baim Wong
Sengkarut Utang Whoosh: Alasan Jokowi Tegaskan KCJB Bukan untuk Cari Untung
Satu Kembali, Sisanya Hilang: Daftar Lengkap Perhiasan yang Dicuri dari Louvre Paris