Ijazah Gibran Diragukan, Pakar Pendidikan Internasional Bongkar Fakta Mengejutkan!

- Rabu, 24 September 2025 | 21:00 WIB
Ijazah Gibran Diragukan, Pakar Pendidikan Internasional Bongkar Fakta Mengejutkan!

POLHUKAM.ID - Riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tercantum di laman KPU tengah menjadi perdebatan, setelah pakar telematika Roy Suryo meragukan ijazah anak Jokowi tersebut.


Keraguan itu berawal dari data KPU yang mencatat Gibran Rakabuming lulus dari Orchid Park Secondary School, Singapura yang dianggap setara SMP pada 2022, lanjut ke UTS Insearch, Sydney, Australia yang dianggap setara SMA pada 2004-2008 sebelum meraih gelar S1 di MDIS pada 2010.


Di tengah polemik tersebut, seorang pakar pendidikan internasional Ina Liem pun ikut meluruskan informasi yang dianggapnya dapat menyesatkan publik terkait ijazah Gibran Rakabuming tersebut.


"Sebenarnya saya ogah ikutan komen dalam isu ijazah palsu, karena ini jelas ranah politis. Tapi, ketika pak Roy Suryo mempertanyakan ini logikanya di mana dan ini kebetulan ranah saya, saya merasa perlu meluruskan," ujar Ina Liem, dilansir dari akun TikTok @mekanik_office, Senin (22/9/2025).


Ina Liem lewat unggahan Instagramnya pun membedah sistem pendidikan yang ditempuh oleh Gibran Rakabuming, yang biasanya dikenal sebagai Pathway Program di luar negeri.


Menurutnya, program ini adalah solusi untuk ketidaksetaraan kurikulum antar negara.


"Begini jelasinnya pak Roy ya, ijazah SMA Indonesia atau negara lain tidak selalu diakui setara dengan SMA di Australia. Karena itu, banyak universitas di sana membuka jalur Pathway Program, semacam matrikulasi yang disebut foundation," jelas Ina Liem.


Ina Liem menjelaskan UTS Insearch, tempat Gibran Rakabuming belajar adalah salah satu institusi penyelenggara program jalur tersebut.


"Program ini setara dengan kelas 12 di Indonesia. Contohnya, University of Melbourne punya Trinity College yang menawarkan foundation, UTS punya program foundation yang dikelola oleh Insearch. Insearch memang bukan universitas, tapi Pathway menunjuk universitas dalam praktiknya," kata Ina Liem.


Menariknya, jalur ini justru mempercepat siswa untuk masuk ke jenjang universitas.


"Banyak siswa Indonesia selesai kelas 11 itu langsung berangkat ke in search dan mereka memang bisa diterima," ujarnya.

Halaman:

Komentar

Terpopuler