Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, mengungkapkan bahwa salah satu tersangka dalam kasus dugaan pengeroyokan yang menewaskan pengemudi ojek online (ojol) bernama Rusdamdiansyah adalah anak berusia 14 tahun.
Rusdamdiansyah tewas setelah dikeroyok massa yang mengira dirinya sebagai intel saat aksi unjuk rasa ricuh di depan Kampus UMI Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (29/8/2025).
"Supir ojek yang diteriaki Intel dan dipukuli berama-ramai sampai meninggal dan salah satu yang memukul itu adalah anak berusia 14 tahun," kata Yusril kepada awak media di Kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).
Yusril menjelaskan, penahanan anak tersebut saat ini ditangguhkan. Namun, proses hukum tetap berjalan karena jalur restorative justice tidak dapat ditempuh. Pihak keluarga korban menolak damai dan meminta pelaku dijatuhi hukuman berat.
"Kalau tidak tercapai restorative justice tentu akan diimpahkan ke pengadilan. Tapi tentu di peradilan anak dan ada faktor-faktor yang dipertimbangkan. Mungkin faktor meringankan karena dia masih anak dan lain sebagainya. Itu menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Rusdamdiansyah.
"3 orang tersangka atas penganiayaan pengemudi ojol," kata Kabareskrim Polri, Komjen Pol Syahardiantono, saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).
Pihak keluarga Rusdamdiansyah meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini agar tidak ada korban serupa di masa depan.
"Harapan keluarga kami, minta kasusnya untuk diusut tuntas. Dan semoga tidak ada Dandi (Rusdamdiansyah) yang kedua dan ketiga maupun ke depannya," ujar Reza, saudara korban, di rumah duka Jalan Urip Sumoharjo, Lorong 501, Makassar, Senin (1/9/2025).
Reza menggambarkan sosok almarhum sebagai pribadi rendah hati, pekerja keras, penyayang keluarga, serta tulang punggung yang mencari nafkah. Ia menuturkan, sebelum kejadian, korban sebenarnya memilih tidak mengambil orderan karena kondisi jalan dipadati demonstran. Namun, menjelang petang korban memutuskan keluar rumah.
"Kami tidak mengira bila terjadi seperti ini, karena sorenya di rumah, tidak keluar. Jam lima atau sekitar setengah enam baru dia keluar dari rumah. Karena waktu itu saya sementara di tempat kerja juga," ujarnya.
Tak lama kemudian, keluarga mendapat kabar duka melalui telepon dari orang tidak dikenal menggunakan ponsel korban. Rusdamdiansyah disebut tengah berada di RS Ibnu Sina dalam kondisi tidak sadarkan diri.
"Jadi kami dengar beritanya dari orang tidak dikenal yang menelpon ke kami lewat HP-nya almarhum. Keluarga baru mengetahui Dandi korban pada saat di UGD RS Ibnu Sina, tidak sadarkan diri," kata Reza.
Awalnya, korban dikabarkan mengalami kecelakaan. Namun, pihak keluarga tidak percaya karena korban hanya berjalan kaki saat keluar rumah.
"Awalnya kecelakaan, tapi saya tidak percaya, karena ini anak cuma jalan kaki keluar. Saya telepon istriku mana Dandi, katanya keluar, motornya juga ada di rumah," ujarnya.
Reza kemudian mengetahui korban menjadi korban pengeroyokan setelah beredar kabar bahwa Rusdamdiansyah dituduh sebagai intel aparat karena postur tubuhnya yang tinggi dan berisi.
"Betul dia dikeroyok. Informasi yang didapat di depan Kampus UMI, dan dia diteriaki sebagai intel saat itu hari. Padahal, ini anak bukan mahasiswa, bahkan kuliah pun tidak pernah. Tapi dari postur tubuhnya tinggi," katanya.
Karena RS Ibnu Sina tidak mampu menangani kondisi korban, Rusdamdiansyah dirujuk ke RSUP OJK (Otak, Jantung, Kanker) milik Kemenkes RI di kawasan reklamasi CPI, Jalan Tanjung Bunga, Makassar. Namun, nyawanya tidak tertolong akibat luka parah di bagian kepala.
"Hasil pemeriksaan paling parah pendarahan di otak, tengkorak kepala retak. Rata-rata bagian kepala yang luka. Makanya sudah tidak sadarkan diri di RSUP Kemenkes CPI. Sekitar jam satu malam, hari Sabtu itu, dia sempat kritis dan langsung ditindaki, sempat dioperasi," ucap Reza.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada manajemen Grab Indonesia yang datang ke rumah duka untuk memberikan dukungan. Namun, pihak keluarga masih belum mengambil langkah hukum lebih lanjut karena masih dalam suasana duka.
Sumber: inilah
Foto: Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra. (Foto: Inilah.com/Rizki)
Artikel Terkait
Polda Metro Jaya Komitmen Bongkar Tuntas Kasus Ijazah Jokowi, Publik Dibuat Terkejut!
Menko Yusril Pastikan Dua Anggota Brimob Pelindas Affan Ojol Dibawa ke Ranah Pidana
Viral Komedian Sule Bawa Mobil Pick Up dan Ditilang Dishub, Ternyata Ini Pelanggarannya
Momen Delegasi Sidang Umum PBB Walkout Sambil Teriak Wuu saat Netanyahu Pidato