Masalahnya, pendapatan dari penjualan tiket Whoosh tidak sebanding dengan beban bunganya. "Sementara penjualan tiket maksimal Rp 1,5 triliun per tahun," tambahnya.
Dengan realitas tersebut, negara terpaksa harus terus menalangi kekurangan pembayaran. Mahfud MD bahkan memperkirakan bahwa dalam kondisi normal, pelunasan utang Whoosh bisa memakan waktu 70 hingga 80 tahun.
Rincian Pembiayaan Proyek Kereta Cepat Whoosh
Sebagai informasi, Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dibangun dengan total investasi sebesar 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp 116,54 triliun (asumsi kurs Rp 16.186 per dolar AS).
Dari total biaya investasi tersebut, 75 persennya diperoleh dari pinjaman China Development Bank. Sementara sisanya, 25 persen, berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co Ltd sebesar 40 persen.
Sumber: https://rmol.id/read/2025/10/15/683221/whoosh-ancam-masa-depan-kedaulatan-bangsa-
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Blak-blakan Beberkan Isi WA Larangan Danai Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Ini Alasannya!
MUI: Hentikan Saja Program Xpose Uncensored Trans7, Sanksi Ini Tidak Cukup!
Mayat Pria Ditemukan di Toilet ITC Fatmawati, Mulut Bersimbah Darah!
Anak Menkeu Buka Suara Soal Feodalisme di Pesantren, Seperti Apa Kondisinya?