Cesium-137 memiliki sifat yang menyerupai kalium, sehingga dengan mudah diserap oleh tubuh dan menyebar ke berbagai organ vital. Zat radioaktif ini cenderung menumpuk di sumsum tulang, yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh dengan menurunkan jumlah sel darah putih dan trombosit. Akumulasi ini secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker darah (leukemia).
Bahaya lain muncul jika Cesium-137 masuk ke saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan gejala akut seperti mual, muntah, dan diare. Paparan yang mencapai otak bahkan dapat memicu kejang, disorientasi, hingga kematian hanya dalam hitungan jam.
Dampak Jangka Panjang dan Perlunya Pemantauan Terpadu
Dengan waktu paruh sekitar 30 tahun, Cesium-137 dapat bertahan sangat lama di dalam tubuh manusia dan lingkungan sekitarnya. Lonjakan kasus kanker di daerah seperti Cikande menjadi bukti nyata bahwa dampak paparan radioaktif tidak boleh dianggap remeh.
Data kesehatan, pola persebaran penyakit, dan temuan di lapangan menggarisbawahi urgensi penerapan sistem pemantauan terpadu yang melibatkan pemerintah daerah, institusi kesehatan, dan dunia akademik untuk mengatasi dan mencegah dampak yang lebih luas.
Sumber Artikel Asli: https://www.polhukam.id/2025/05/lonjakan-kasus-kanker-di-serang-diduga.html
Artikel Terkait
Kritik Pedas Politikus Demokrat Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Proyek Prestisius atau Pemborosan?
Iskandar Ketua Nasdem Sumut Ditangkap Salah, Namanya Sama dengan Tersangka Judi Online
Roy Suryo Bongkar Kejanggalan Ijazah Gibran di Kemendikbud, Bukti ini Ditemukan!
Ammar Zoni di Sel Isolasi Nusakambangan: Kondisi Terkini dan Aturan Satu Napi Satu Sel