Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo

- Selasa, 04 November 2025 | 21:00 WIB
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo

Presiden Prabowo sebelumnya telah menegaskan bahwa pemerintah mengambil alih tanggung jawab pembayaran utang Whoosh. "Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti whoosh semuanya,” tegasnya.

Bahkan, Prabowo menyebut nilai yang akan dibayar pemerintah adalah sekitar Rp 1,2 triliun per tahun. "Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun,” ujar Kepala Negara.

Dia meminta agar manfaat Whoosh tidak hanya dilihat dari segi keuangan, tetapi juga dari kontribusinya dalam mengurangi kemacetan, polusi, dan mempercepat perjalanan. Prabowo juga menekankan bahwa Whoosh adalah simbol kerja sama Indonesia dengan Tiongkok.

"Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, Kita mampu. Dan kita kuat," tandas Prabowo.

Kondisi Utang dan Kerugian Whoosh

Sebagai informasi, proyek KCJB menghadapi beban utang yang signifikan. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI), konsorsium BUMN yang menaungi proyek, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang tahun 2024 berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025.

Artinya, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung kerugian sekitar Rp 11,493 miliar per hari. Kerugian ini berlanjut di tahun 2025, dengan PSBI membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun hingga periode Januari–Juli.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) memegang porsi saham terbesar di PSBI, yaitu 58,53 persen. Pemegang saham lainnya adalah Wika (33,36%), Jasa Marga (7,08%), dan PTPN VIII (1,03%).

Halaman:

Komentar