Di mana dalam cara itu UAS berbicara mengenai dukungan politik pemuka agama kepada pasang tertentu dalam sebuah hajatan pesta demokrasi. Acara itu turut dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut Guntur Romli pemuka agama yang terang-terangan menyatakan dukungan kepada calon tertentu jelas tidak etis, dia lantas menyebut UAS adalah penceramah yang sedang nyambi menjadi mendengung alias buzzer politik.
“Buzzer politik yg berkedok penceramah agama, atau penceramah agama yg nyambi buzzer politik?,” kata Guntur Romli lewat sebuah cuitan di akun twitternya @GunRomli dikutip Populis.id Senin (20/6/2022).
Guntur Romli melanjutkan, penceramah model UAS ini memang harus dilawan, keberadaan mereka menjadi ancaman tersendiri jika terus dibiarkan, sebab kerap mencampuradukkan urusan agama dengan politik. Agama dipolitisasi untuk kepentingan kelompok dan golongan tertentu.
“Cara2 Somad itu harus dilawan krn melakukan politisasi agama. Kalau dia mau ceramah agama saja ya silahkan tapi kalau ceramah2 agama sambil jadi buzzer politik, atau dia sudah jadi buzzer politik tp kedok ceramah agama, ya harus dibongkar kedoknya. Jgn sampe banyak yg ketipu,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, UAS mengatakan tokoh agama memang sah - sah saja terlibat dalam hajatan politik, mereka boleh memberikan dukungan secara terbuka kepada calon tertentu sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdurrauf As-Singkili yang merupakan mufti dari Kerajaan Aceh dan Syekh Muhammad Arsyad yang merupakan mufti Kerajaan Banjar.
"Bedanya mereka mewarnai kekuasaan, bukan mereka diwarnai oleh kekuasaan. Yang dikhawatirkan adalah kita diwarnai oleh kekuasaan," ungkap dia.
Pada kesempatan itu, UAS juga menyinggung kontrak politik yang ia sepakati dengan sejumlah Gubernur hingga Wali Kota di Indonesia. Dia mengatakan, kontrak politik yang ia sepakati dengan Gubernur dan Wali Kota yang dukung itu berupa perjanjian untuk membangun berbagai fasilitas untuk umat Islam jika calon yang didukung menang dalam pemilihan.
"Kalau yang kita dukung ini jadi wali kota atau gubernur, tentu ada kontrak politik. Setelah terpilih, dia membangun sekolah tahfidz Alquran rumah Alquran, salat berjemaah wajib, lalu Baznas dihidupkan," tukasnya.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
Bank Dunia Ungkap 60,3% Rakyat Indonesia Miskin, Menkeu Sri Bilang Itu Urusan BPS
Dana Hibah Pesantren Diubek-ubek Kang Dedi, Yayasan Eks Wagub Uu Diduga Terima Rp45 Miliar
Ridwan Kamil Terus-terusan Minta Lisa Mariana Bikin Video Tak Senonoh, Blak-blakan di Chanel Richard Lee
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad Janji Pemerintah Akan Bentuk Satgas PHK Sebagaimana Tuntutan Buruh