Survei LSI: Airlangga Masih Kuat sebagai Capres 2024

- Minggu, 26 Juni 2022 | 11:30 WIB
Survei LSI: Airlangga Masih Kuat sebagai Capres 2024

Direktur Eksekutif, Laboratorium Suara Indonesia (LSI)  Albertus Dino S.Phil mengatakan, Laboratorium Suara Indonesia mengelar penelitian survei dengan tujuan survei ini akan melakukan pemetaan kondisi sosial, politik, ekonomi dan hukum (serta keamanan) di Indonesia setahun menjelang Pemilu 2019 dengan menggunakan kaca mata publik calon pemilih.

Albertus menyebutkan, survei ini bertujuan, antara lain untuk mengukur ketertautan (engagement) dan partisipasi politik warga. "Mengukur penilaian dan dukungan publik terhadap prinsip dan sistem demokrasi serta institusi politiknasional," kata Albertus dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022)," ujarnya. 

Selain itu,  mengukur preferensi pemilih terhadap figur calon presiden dan partai politik, serta mengukur evaluasi publik terhadap keadaan ekonomi dan kinerja pemerintah (approval rating). Metodelogi populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.

Pada media 2018 KPU memperkirakan jumlah pemilih pada Pemilu 2019 akan mencapai 185 juta orang. Adapun sedangkan sampel dalam survei LSI ini dilakukan dengan mengunakan jumlah sample sebanyak 2200 sample dan sample yang bisa, terverifikasi sebanyak 2080 sample.

Laboratorium Suara Indonesia mengelar penelitian survei dengan Tujuan survei ini akan melakukan pemetaan kondisi sosial, politik, ekonomi dan hukum (serta keamanan) di Indonesia setahun menjelang Pemilu 2019 dengan menggunakan kaca mata publik calon pemilih.

Survei ini bertujuan, antara lain untuk, mengukur ketertautan (engagement) dan partisipasi politik warga. Tak hanya Mengukur penilaian dan dukungan publik terhadap prinsip dan sistem demokrasi serta institusi politik nasional.

Mengukur preferensi pemilih terhadap figur calon presiden dan partai politik. Mengukur evaluasi publik terhadap keadaan ekonomi dan kinerja pemerintah (approval rating). Metodelogi populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.

Sementara itu, responden di 710 desa/kelurahan yang tersebar di 388 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan jumlah sampel ini,diperkirakanmarginoferror(MoE)sebesar ±2,15%padatingkat kepercayaan95%.

Dia menjelaskan, pengumpuan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) oleh enumerator yang telah dilatih dengan instrumen kuesioner. Satu pewawancara bertugas untuk 1 desa/kelurahan dan mewawancarai 10 responden.

Pengumpulan data dilakukan pada 4 s.d.20 juni 2022. Kendali kualitasdilakukan secara random terhadap 75% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check), penyaksian wawancara atau pengecekan via telepon.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat (multi-stage random sampling) hingga unit keluarga. Pemilihan individu responden di dalam keluarga terpilih menggunakan kish grid. Berikut ini langkah yang dilakukan dalam pemilihan sampel.

"Validasi sampel Berikut ini distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan wilayah domisili responden, baik berdasarkan provinsi maupun kategori Jawa-luar Jawa. Secara umum, distribusi sampel dalam survei ini cukup mendekati distribusi pada tingkat populasi, berdasarkan data BPS," ucapnya. 

Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Beberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%)menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan.

Kemudian, konsumsi Pemberitaan Politik Oleh Masyarakat hasil survei terkait data tentang konsumsi berita politik dan penggunaan media baru seperti media sosial dan aplikasi chatting yang semakin populer di tengah masyarakat.

Seberapa sering Masyarakat Indonesia mengakses (membaca,menulis, mendengar, atau menonton) berita atau informasi mengenai masalah politik atau pemerintahan hasil survei menunjukan bahwa media online menjadi media yang paling sering digunakan (56,7 %) responden untuk memperoleh informasi tentang politik, sedangkan media cetak adalah yang paling jarang digunakan.

Temuan hasil penelitian survei 

1. Ketertarikan dan hubungan masyarakat dengan isu isu dan masalah politik a. Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Seberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%) menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan. 

Seberapa sering Masyarakat Indonesia saat ini membicarakan masalah politik atau pemerintahan antar sesama anggota masyarakat bersama keluarganya, temannya atau tetangganya, hasil temuan survei menunjukan Hanya sekitar 20,1 % responden yang mengaku sering membicarakan masalah politik dengan orang lain. Sebanyak 40,8% mengaku jarang dan 39,1% lainnya mengaku tidak pernah mendiskusikan politik dengan orang lain.

Konsumsi Pemberitaan Politik Oleh Masyarakat. Hasil survei terkait data tentang konsumsi berita politik dan penggunaan media baru seperti media sosial dan aplikasi chatting yang semakin populer di tengah masyarakat.

Seberapa sering Masyarakat Indonesia mengakses (membaca,menulis, mendengar, atau menonton) berita atau informasi mengenai masalah politik atau pemerintahan hasil survei menunjukan bahwa media online menjadi media yang paling sering digunakan (56,7 %) responden untuk memperoleh informasi tentang politik, sedangkan media cetak adalah yang paling jarang digunakan. 

Hanya sekitar 7,2% responden yang mengaku sering membaca berita politik di media cetak, 90,3% responden lainnya menyatakan jarang atau bahkan tidak pernah mengakses berita politik di media cetak . Akses berita politik di Televisi justru lebih tinggi dibandingkan media cetak, dimana 12,5% responden mengaku sering mengakses berita menggunakan media ini

Hasil survei menunjukan bahwa dari demographi usia, prosentase responden tertinggi yang mengaku sering menonton berita politik di televisi ada di kelompok usia 24-38 tahun (29,2%).Persentase responden tertinggi yang mengaku sering membaca berita politik di media cetak ada di kelompok usia 39-53 tahun (8,5%) dan terendah di usia 54-72 tahun (6,7%). Sementara itu, responden dengan usia 17-23 tahun adalah responden yang paling banyak mengaku sering mengakses berita politik melalui media online (44,9%).

Hasil survei diketahui bahwa Sebanyak 57,8% responden mengaku mempunyai (menggunakan) akun media sosial, seperti tfacebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya. Dan Yang menggunakan aplikasi chattingseperti Whatsapp, Line, dan sebagainya sekitar 81,7%.

Dari sisi penggunaannya, media sosial dan/atau aplikasi chatting responden paling sering mengunakan untuk mengakses berita politik sebanyak (71,0%), kemudian mendiskusikan masalah politik (9,9%), dan membagikan informasi-informasi politik dan pemerintah (8,4%). Hanya sedikit responden menggunakannya untuk membantu kampanye partai atau kandidat danmenyampaikan keluhan kepada pemerintah.

Halaman:

Komentar

Terpopuler