“Produksi pangan harus ditingkatkan, rantai pasok pangan dan pupuk global harus kembali normal. Bapak presiden juga menyampaikan pentingnya dukungan negara-negara G20 untuk mereintegrasi ekspor gandum dari Ukraina, serta ekspor komoditi pangan dan pupuk Rusia ke dalam rantai pasok Global,” imbuh Menlu Retno.
Baca Juga: Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Jakwas, Anies Minta Jajarannya Selesaikan LHP-BPK
Hal ini dilakukan tentu dengan adanya dukungan dari G7. Negara anggota G7 diharapkan dapat memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina agar dapat segera berjalan. Dan hal yang tidak kalah pentingnya ialah dengan mengkomunikasikan pada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
“Bapak presiden menyatakan bahwa komunikasi yang Intensif diperlukan, agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik Internasional, dan komunikasi yang intensif juga di perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait, seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lain-lain,” ujarnya.
“Bapak presiden di dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk sangatlah nyata. Khusus untuk pupuk, jika gagal menanganinya maka krisis beras yang dapat menyangkut 2 miliar manusia, terutama di negara berkembang sangat kemungkinan dapat terjadi,” imbuhnya.
Baca Juga: Tak Usah Saling Sindir, Soal Partai Sombong Bukan Buat PDIP, NasDem: Surya Paloh dan Megawati Itu...
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa di akhir pertemuan Presiden Jokowi dalam dua sesi tersebut, Presiden Jokowi tidak lupa untuk meminta dukungan dan kehadiran semua negara anggota G7 di KTT G20 mendatang. Ia juga menegaskan bahwa G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan yang mulai sekarat ini.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur