Dengan penegak hukum, penanganan ksus yang terjadi di BUMN akan lebih transparan. Termasuk aktor yang terlibat dan adanya potensi lubang di pengawasan perusahaan BUMN.
Menurut Toto, ketika melakukan investasi atau menjalankan usaha, perusahaan BUMN seharusnya melewati pengawasan yang berlapis. Ada pengawasan dari dewan komisaris yang dapat melihat proposal penggembangan usaha yang diajukan management feasible atau tidak. Termasuk ketika management mengajukan pengadaan barang jasa di perusahaan BUMN.
"Harusnya pengawasan di BUMN berjenjang dari komisaris, Kementrian BUMN dan BPK. Jika ada pengawasan berjenjang ini masih ada yang lolos, kemungkinan ada sistim pengawasan yang perlu diperbaiki. Sehingga adanya penuntutan di kasus korupsi Garuda ini menurut saya langkah positif untuk memastikan sistim pengawasan yang ada perlu diperbaiki atau tidak,” ungkap Toto.
Toto menilai sistim pengawasan yang saat ini berlaku di perusahaan BUMN sudah sangat memadahi. Kini masalahnya adalah kompetensi dari personil pengawas BUMN. Termasuk apakah kewenangan pengawas BUMN ini cukup atau tidak.
Jika dewan komisaris yang diberikan mandat untuk mengawasi memiliki kopetensi dan kewenangan yang cukup, menurut Toto pengawasan yang harusnya dilakukan di perusahaan BUMN sudah cukup.
"Mungkin yang saat ini dibutuhkan adalah penguatan di dewan komisaris. Sehingga ketika menemukan kasus yang merugikan BUMN, komisaris dapat langsung bertindak. Mungkin bisa langsung memberikan laporan kepada Kementrian BUMN. Kalau perlu komisaris dapat melakukan RUPS LB untuk menilai kinerja management. Jangan membuat regulasi pengawasan baru lagi. Menurut saya regulasi yang ada sudah bagus dan perlu dijalankan secara konsisten,” kata Toto.
Sebagai akademisi yang memperhatikan kinerja BUMN, Toto menilai pengawasan dan transformasi yang terjadi di perusahaan milik Negara ini sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Di masa Menteri BUMN Tanri Abeng, telah membangun pondasi agar perusahaan BUMN dikelola dengan baik dan lebih moderen. Pak Tanri juga mengupayakan agar perusahaan BUMN memiliki daya saing. Holding BUMN yang saat ini ada dinilai Toto sebagai bagian dari ide besar Tanri Abeng.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur