Sedangkan era Menteri BUMN Rini Soemarno, sudah mengarah agar perusahaan milik Negara tersebut dapat memiliki nilai tambah yang lebih besar lagi.
Termasuk mewujudkan hilirisasi diberbagai macam industri termasuk industri bermasis komoditas dan sumberdaya alam. Tujuannya agar nilai tambah dari komoditas dan sumberdaya alam itu ada di Indonesia.
Sementara menurut Toto, di era kepemimpinan Menteri Erick Thohir, selain ia melanjutkan program yang sudah dan memperkuat rencana besar yang telah dijalankan pendahulunya, Menteri BUMN saat ini membuat sentuhan lain agar perusahaan milik Negara ini dapat dikelola dengan baik dan menghasilkan profit yang optimal.
Sentuhan tersebut diantaranya adalah memasukan banyak profesional muda dan ahli dibidangnya untuk menggelola perusahaan BUMN. Di era Menteri Erick Thohir, talent BUMN tak dibatasi dari organik perusahaan BUMN saja. Tetapi bisa dari luar BUMN.
Saat ini Toto melihat talent poll di era Menteri Erick sudah dijalankan secara masiv. Mencari talet dari luar BUMN dinilai positif oleh Toto. Bahkan masuknya profesional di perusahaan BUMN efeknya sudah bisa dirasakan.
Kebiasaan baru yang positif yang berasal dari perusahaan multinasional dalam menggelola perusahaan dapat terbentuk di BUMN. Pengelolaan perusahaan BUMN menjadi transparan dan akuntabel sudah dapat terlihat.
"Memang menjadikan penggelolaan BUMN secara profesional dan akuntabel membutuhkan waktu. Muculnya kasus korupsi yang saat ini terjadi karena masa lalu. Penegakan hukum tanpa tebang pilih dan transformasi di BUMN yang dilakukan Menteri Erick. Tujuannya agar BUMN dikelola secara profesional dan akuntabel,” pungkas Toto.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur