Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi bila perusahaan pelat merah dalam kondisi sehat, di mana tidak mungkin perseroan bisa melakukan intervensi atau memberikan CSR jika dalam keadaan merugi atau bahkan bangkrut.
Maka dari itu, menurut Erick, penting sekali BUMN yang qitoh-nya menjadi sebuah perushaaan koorporasi yang sehat yang bisa bersaing, tidak hanya di indonesia tetapi juga dunia.
"Kita harus bisa kalau negara lain bisa, Singapura bisa, Malaysia bisa, China bisa, kenapa kita tidak bisa? Harus bisa. Sudah sejak lama sumber daya alam kita hanya dimanfaatkan negara lain untuk pertumbuhan ekonomi di negara lain, membuka lapangan pekerjaan di negara lain, market kita yang besar hanya dijadikan market oleh negara lain," ujar Erick.
Selain itu, Erick mengatakan juga menerapkan expertise bisnis model yang bagus. Hal tersebut dilakukan karena jika sebuah perusahaan tidak memiliki kekuatan sendiri maka akan tergerus dengan perkembangan zaman.
"Bisnis berubah seperti Nokia yang hilang, karena tidak beradaptasi dengan perubahan-perubahan, tertinggal, bisnis yang tidak beradaptasi apalagi yang tidak memiliki core sebagai kekuatan akan hilang. Harus menjadi champion. Karena itu juga kita bersinergi, kita mendorong yang namanya digitalisasi inovasi bisnis. Modelnya bagus tapi perlu ada inovasi, kita terbuka bekerja sama dengan universitas, para kreator kita lakukan," tutupnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur