"Yang Singapura lakukan sarat dengan nuansa Islamofobia. Pasalnya, mereka mengaitkan UAS dalam kedudukannya sebagai pendakwah Islam dengan terminologi kekerasan dan ekstremisme tanpa dasar pembuktian yang kuat," katanya kepada Populis.id pada Kamis (19/05/2022).
Ia juga menyebutkan bahwa penjelasan yang disampaikan oleh mereka terkait alasan penolakan UAS tidak disampaikan secara utuh dan bertentangan dengan fakta sebenarnya sehingga persepsi yang terbentuk adalah pencekalan terhadap UAS sebagai bentuk ekspresi Islamofobia.
"Padahal, Islamofobia adalah bentuk diskriminasi yang saat ini secara masif sedang diperangi oleh banyak negara di dunia. Ini dibuktikan dengan keputusan PBB untuk menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Anti Islamofobia,” jelasnya.
Di sisi lain, Anggota Badan Legislasi ini menduga penolakan UAS dilatarbelakangi oleh motif politik karena posisi UAS yang tegas mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina terkait konflik di Palestina-Israel. Sebaliknya, posisi Singapura sendiri adalah sekutu dekat Israel di Asia Tenggara yang hingga saat ini belum mengakui kemerdekaan Palestina.
Politisi PKS ini juga beranggapan bahwa yang dialami UAS tidak lepas dari pengaruh cap radikal yang kerap dialamatkan kepadanya oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab di dalam negeri.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur