Refly pun menyinggung soal seringnya sebuah penggalan video yang disebar luaskan di media sosial. Refly pun menyebut, terkadang ketika ada disebuah forum, ketika seorang tokoh meanggapi ajaran agamanya sendiri, namun jadi tersebar luas dimasyarakat. Dan hal itulah yang sering menimpa UAS.
"itulah perlulah kecerdasan, karena kita bukan robot, kita ini bukan komputer, kita ini manusia. Konteksnya dimana, intonasi suaranya bagaimana, menjelaskannya bagaimana, maka musti ada aturan. Kalau dia menyampaikannya di dalam majelis bersama umat islam, dalam kajian tertutup, maka dia menjelaskan tentang ajaran agamanya, toh kita tidak pernah dengar kajian tokoh agama lain mencari-cari kesalahan," katanya dalam kanal YouTube Refly Harun, dikutip Kamis (19/5/2022).
Oleh karena itu, UAS pun mempertanyakan mengapa kementerian luar negeri Singapura sampai benar-benar memperhatikan setiap detail dari ceramahnya. Dan kalaupun kementerian luar negeri Singapura betul memperhatikan ceramah UAS, belum tentu mereka paham poin-poin yang dimaksudkannya.
"Siapa sebetulnya yang menyampaikan poin-poin itu kepada mereka?" katanya.
Lalu Refly Harun pun menanggapi pernyataan sang Ustaz. Bagi Refly, sepertinya memang ada pihak-pihak yang menyampaikan seperti apa pribadi Ustaz Abdul Somad.
Lalu UAS pun menyinggung kasus serupa yang pernah dialaminya pada tahun 2018. Ia menceritakan dirinya pernah pergi ke Timor Leste, namun ditolak ketika sudah sampai. Ia pun mengungkap pihak Timor Leste menolak dirinya usai ada kiriman surat dari Jakarta yang menyatakan dirinya teroris.
Tak hanya itu, ia pun menceritakan kembali kala dirinya ditolak masuk ke Swiss. Menurutnya, ia ditolak karena pihak Swiss menunjukan gambar kala dirinya tengah diusir dari belanda kala memberikan seminar.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur