“Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya yang juga mengevaluasi 22 (stadion), termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang,” kata Basuki, Selasa (5/7/2023).
“Mulai rumput butuh Rp6 miliar 1 lapangan dari PU (PUPR), (anggaran) JPO ke Ancol dari PU, kereta api dari DKI, ramp dari Jasa Marga, ada stasiun sementara dari KAI, stasiun sementara lagi dibangun sama Dirut,” lanjutnya.
Ketidakseimbangan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana pemerintah mengalokasikan anggaran untuk olahraga. Sebuah paradoks tampak terbentuk ketika pemerintah mampu menyediakan anggaran besar untuk satu stadion, namun tampaknya gagal mendanai event olahraga internasional seperti ANOC World Beach Games yang berdampak lebih luas dan melibatkan lebih banyak atlet.
Kejadian ini menjadi cermin bahwa menjadi tuan rumah event internasional bukan hanya soal memiliki fasilitas olahraga bertaraf internasional, namun juga tentang komitmen dan perencanaan yang matang. Harapannya, ke depannya, keputusan semacam ini dapat dihindari dan Indonesia dapat terus menjadi tuan rumah berbagai event olahraga internasional dengan sukses.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur