Dengan materi yang berjenjang, terstruktur dan berkesinambungan, modul ini akan disampaikan kepada siswa kelas 10 sampai 12. Siswa kelas 10 SMKN 1 Pringapus mengungkapkan bahwa keterampilan teknis yang mereka pelajari membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Niken Ritmayanti, salah satu guru SMKN 1 Pringapus mengatakan, pelaksanaan pembelajaran keterampilan nonteknis ini membuat siswa sejak awal fokus pada apa yang menjadi tujuan mereka dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Siswa dilatih untuk mengenali potensi dirinya. Ia juga menilai mahasiswa yang telah mendapatkan materi non technical skills tampak lebih percaya diri dibandingkan mahasiswa lainnya, terutama dalam berkomunikasi.
Meinrad menyatakan bahwa keterampilan non-teknis merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjembatani link & match dengan dunia industri. Sementara itu, dunia pendidikan vokasi saat ini lebih didominasi oleh kemampuan teknis (hard skill).
“Saat ini, pendidikan kecakapan hidup di sekolah kejuruan dan politeknik masih dilakukan secara sporadis dan berdasarkan permintaan,” lanjutnya.
Menurut dia, modul Life Skills and Work Readiness ChildFund berpotensi untuk diterapkan di lebih banyak pusat unggulan dan politeknik negeri di bawah Unit Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tidak hanya terkait kesiapan kerja, ia berharap apa yang dilakukan ChildFund dapat mendorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan di komunitas tempat mereka berada.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur