Hal inilah yang tampaknya coba dilakukan oleh ribuan petani sawit yang selama bertahun-tahun telah dibina oleh Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI).
"Kan petani sawit anggota FORTASBI ini kan setiap tahun kalau kita hitung punya dana insentif premi RSPO sekitar Rp45 miliar per tahun. Itu hanya untuk satu koperasi saja," kata Rukaiyah Rafik, Kepala Sekolah Petani FORTASBI, kepada elaeis.co, kemarin.
Kata dia, ada sekitar 10.000 petani sawit yang tergabung dalam berbagai koperasi dan sudah punya sertifikat RSPO, rela dan bertekad untuk tidak mengambil dana insentif RSPO itu guna diinvestasikan untuk pembangunan pabrik migor sawit.
Ruki, panggilan akrab aktivis pemberdayaan petani sawit ini, menyebutkan semua koperasi itu merupakan binaan dan anggota FORTASBI. Para petani sawit binaan FORTASBI, kata Ruki, sudah melihat dan bertekad untuk membantu pemerintah menyelesaikan persoalan pasokan dan harga minyak goreng.
Ruki paham dana insentif premi RSPO itu belum cukup memadai untuk membangun pabrik migor yang diprediksi membutuhkan dana minimal Rp120 miliar.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur