"Perkiraan konservatif kami menunjukkan Indonesia membutuhkan setidaknya 25 persen dari PDB nominal negara untuk membiayai komitmen negara terhadap pengurangan emisi karbon pada tahun 2030," ujarnya.
Selanjutnya, Airlangga menyebut, berdasarkan data dari Institute of Food Technologists (IFT), kurang dari 2 persen dari total obligasi sudah diklasifikasikan sebagai obligasi hijau atau obligasi berwawasan lingkungan.
"Berdasarkan kemajuan ekonomi terkini oleh IFT, kurang dari 2 persen dari total obligasi yang beredar pada tahun 2021 dapat diklasifikasikan sebagai hijau obligasi," jelasnya.
"Demikian pula, kita perlu memajukan kapasitas pusat data untuk mendukung ekonomi digital sehingga hal ini membutuhkan investasi yang signifikan," tutupnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur