Komentar positif tentang Merdeka Belajar juga disampaikan Gabriela Patricia Winny Gracia, Vokalis Tenor paduan suara Gita Bahana Nusantara (GBN) Provinsi DKI Jakarta.
"Saya lihat sekarang dengan Merdeka Belajar, akses untuk para siswa dan mahasiswa mengembangkan (mengeksplor) minat (passion) semakin dipermudah pemerintah. Di sekitar saya banyak temen-teman yang ikut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan dengan itu mereka bisa menggarap keterampilan dengan lebih mumpuni di luar apa yang biasanya diajarkan di universitas. Kesempatan untuk belajar dibimbing di luar kampus ini begitu berharga," terang dia.
Winny juga menyoroti pentingnya mahasiswa dapat kembali melakukan perkuliahan tatap muka secara penuh dan merasakan pengalaman kerja di dunia nyata.
"Tetap semangat dan jangan terlena oleh kenyamanan yang ditawarkan perkuliahan jarak jauh (PJJ), karena itu hanya ideal dilakukan dalam kondisi darurat. Kalau kita bandingkan, secara objektif sebenarnya perkuliahan tatap muka jauh lebih efektif karena sering kali ada pembelajaran yang sulit disampaikan secara daring (online)," ungkap mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini.
Sedangkan Gandy Des Ardy yang juga perwakilan GBN dari Provinsi DKI Jakarta berharap melalui Merdeka Belajar, pendidikan di Indonesia semakin inklusif di masa yang akan datang.
Ia berharap, kemajuan pendidikan tak hanya dirasakan oleh masyarakat yang berada di kota-kota besar saja, tetapi juga terasa oleh masyarakat di daerah terpencil.
"Belajar adalah kewajiban bagi generasi penerus bangsa. Masih butuh proses untuk memeratakan pendidikan di Indonesia dan butuh kesadaran semua pihak karena tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri memajukan pendidikan. Mari bersama dorong dan dukung Merdeka Belajar," ucap pemilik suara tenor ini.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya mengatakan, perubahan positif yang selama ini diusung bersama di bawah "kapal besar" kebijakan Merdeka Belajar tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia.
Tetapi, sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia dalam konferensi tingkat tinggi Group of Twenty (G20).
"Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia," ungkap Nadiem.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Said Didu Beberkan Alasan Jokowi Disebut Biang Kerok IKN, Ini Faktanya!
BPK Didesak PKS Audit Proyek Whoosh: Kerugian Negara atau Cuma Polemik?
Purbaya Beri Sinyal Keras: Hanya Prabowo yang Saya Layani, Posisi Lain Bukan Urusan Saya!
Xpose Trans7 Dilaporkan UU ITE, Dituding Hina Santri dan Kiai: Ini Buntutnya