"Kami haru melihat Presiden Jokowi, Ketua MPR Bambang Susatyo, Ketua DPR Puan Maharani, para menteri seperti Sandiaga Uno hadir di sana. Tampilnya mereka di formula E sangat melegakan. Mudahan-mudahan elite politik bisa meniru ajang ini bahwa sekeras apa pun persaingan mereka tetap bisa bertemu dan bercakap dengan baik. Bukan membawa kepada persoalan yang personal atau demi kepentingannya sendiri," ujarnya lagi.
Meski begitu, kata dia, untuk ke depan penyelenggaraan formula E harus terus dibenahi dan ditingkatkan. Hal ini misanya menjadikan ajang ini sebagai wahana untuk menampilkan kesenian daerah yang lain agar sifatnya tak Jakarta sentris. Misalnya, kesenian Jawa Tengah yang menjadi maskot sirkuit ini, yakni kuda lumping, ditampilkan.
"Nantinya kami harap Formula E bisa menjadi ajang Indonesia. Namun, mengapa hal ini sekarang belum tampak, saya kira juga ada kaitannya dengan tidak adanya atau absennya BUMN memberikan sponsor. Maka, semua pembiayaan harus ditanggung DKI sendirian sehingga kami paham nasibnya seperti anak tiri dengan anak kandung bila dibandingkan dengan penyelenggaraan balapan Mandalika yang penuh guyuran sponsor BUMN. Di masa depan hal seperti ini jangan lagi diulangi," kata Abdul Kholik.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur