Eks Jenderal Israel Akui Kekalahan dari Hamas

- Senin, 18 Maret 2024 | 06:45 WIB
Eks Jenderal Israel Akui Kekalahan dari Hamas


“Kita telah kalah perang dengan Hamas, dan kita juga kehilangan sekutu di dunia internasional,” kata Mayor Jenderal (purnawirawan) Israel Yizkhak Barik dilansir surat kabar Israel Maariv pada Ahad (17/3/2024).


Menurutnya, pemerintah Israel tidak bisa berbohong kepada rakyatnya untuk waktu yang lama terkait kekalahan menghadapi dengan gerakan Perlawanan Palestina Hamas. “Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan perlawanan terhadap Hizbullah di Lebanon cepat atau lambat akan terbongkar, dan kemudian kebenaran yang selama ini disembunyikan akan terungkap,” tulis Barik


Ia juga menuduh kepemimpinan Israel hidup “dalam ilusi” . Barik memperingatkan bahwa Israel tidak siap menghadapi perang regional, yang akan “ribuan kali lebih sulit dan serius dibandingkan perang di Jalur Gaza”.


“Setiap hari tentara kita terbunuh dan terluka parah (di Gaza) oleh jebakan dan bahan peledak ketika mereka memasuki rumah-rumah tanpa pemeriksaan apa pun, dan tanpa menggunakan tindakan yang tepat,” tulisnya.


Barik juga menyoroti kekacauan di tingkat pejabat tinggi IDF. Ia menuduh Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi terus menunda penunjukan komandan-komandan baru setelah kehilangan kontrol atas wilayah di Gaza sejak lama.


Mengingat dua tujuan Israel adalah membubarkan Hamas dan mengembalikan para tawanan, Barik mengatakan bahwa “Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Israel melakukan perang dengan visi taktis dan bukan visi strategis,” dan mencatat bahwa “perang tidak bisa dimenangkan hanya dengan pertempuran taktis.”


Barik menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Gallant, dan Halevi “tidak membawa kita kemana-mana!”


“Jika terjadi perang regional yang menghancurkan negara, tidak ada keraguan bahwa dalam sejarah bangsa Israel, mereka akan dikenang selamanya,” pungkas mayor jenderal tersebut.


Menurut jumlah resmi Angkatan Darat Israel, hampir 600 tentara telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk hampir 250 tentara sejak dimulainya serangan darat di Jalur Gaza pada 27 Oktober. Namun Perlawanan Palestina telah berulang kali menyatakan bahwa perkiraan yang diberikan oleh tentara Israel “tidak mencerminkan kenyataan,” dan jumlah korban jauh lebih tinggi.

Halaman:

Komentar

Terpopuler