Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum KNIBB yang juga merupakan Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air, Airlangga Mardjono menyampaikan dampak perubahan iklim pada pengelolaan Waduk Jatigede.
Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas sekitar 1 Miliar m3. Waduk ini berfungsi memasok air baku 3,5 m3/detik, jaringan irigasi seluas 90.000 hektar, pembangkit listrik 110 MW, mengendalikan banjir pada area seluas 14.000 hektar di daerah hilir, serta mendukung budidaya perikanan, olahraga, dan fasilitas rekreasi.
"Berdasarkan studi yang dilakukan pada Waduk Jatigede dalam kaitannya dengan dampak perubahan iklim, secara umum inflow waduk sampai tahun 2045 diproyeksikan akan mengalami tren penurunan dan lebih lama pada saat musim kemarau. Simulasi yang dilakukan pada musim hujan dan kondisi normal menunjukkan tidak ada dampak yang signifikan, namun pada saat musim kemarau akan menganggu irigasi serta menurunkan reservoir level dan energy generation", ujar Airlangga dalam keterangan rilis Kemen-PUPR, Minggu (5/6/2022).
Analisis dampak perubahan iklim pada inflow Waduk Jatigede tersebut menggunakan pendekatan 7 General Circulation Model (GCM) dan skenario Representative Concentration Pathways (RCP) 8,5 berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2013. Periode waktu yang digunakan sebagai baseline yaitu 1981-2005, sedangkan periode proyeksi tahun 2006-2045.
Pada Kongres ICOLD 2022 tersebut, pembicara lainnya dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Evi Anggraheni menjelaskan pengaruh perubahan iklim terhadap sedimentasi bendungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) pengaruh vulkanik, dengan studi kasus pada DAS Serayu dan Brantas.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur