POLHUKAM.ID - Peneliti ISEAS, Made Supriatma, baru saja menuliskan analisisnya terkait PHK massal yang terjadi di PT Sritex.
Ia membagikan dan mempublikasikan tulisannya itu di laman sosial media Facebook pribadinya @Made Supriatma.
Made menuliskan bahwa perusahaan textile ini telah mengalami penipuan yang dilakukan oleh orang-orang besar dari Indonesia:
Kena Tipu: Sritex adalah kenangan tersendiri untuk aktivis-aktivis Indonesia pada 1990an.
Pada 11 Desember 1995 berlangsung aksi besar menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja di perusahan itu. Ribuan buruh turun ke jalan.
Aksi ini adalah buah pengorganisasian kelompok-kelompok aktivis.
Waktu itu, Partai Rakyat Demokratik (PRD) belum lahir ke dunia. Namun para aktivisnya bekerja berbulan-bulan mengorganisasi di bawah tanah.
Saat itu, rezim militer Orde Baru sedang represif-reprersifnya. Pemogokan itu diberangus dengan segera.
Ratusan aktivis ditangkap. Tentu saja babak belur. Ada beberapa orang di sana yang saya kenal baik.
Penyair aktivis Wiji Thukul adalah salah satu yang terparah dipukul tentara. Ia kehilangan satu matanya saat demo itu karena popor bedil tentara. Saya ingat menengoknya di RS Dr Yap di Yogya.
Sritex adalah perusahan tekstil besar. Ia mendapat order untuk membikin seragam tentara, polisi, hingga ke aparat-aparat birokrasi dan seragam sekolah.
Tidak itu saja, kabarnya ia juga membuat seragam untuk tentara Myanmar dan Kamboja.
Ia memberikan keterangan meragukan terkait hal yang sedang menimpa perusahaan textile besar ini.
"Bisa Anda bayangkan perusahan sebesar itu dengan order dari negara sebesar itu bangkrut. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Namun perusahan ini kabarnya dililit hutang yang jauh lebih besar dari aset," tulis Made, dikutip Minggu (2/3/2025).
Ia kemudian menambahkan, akibatnya lebih dari 10 ribu buruh dipecat.
Dan, dari apa yang didengarnya, buruh-buruh ini menunggu pesangon yang akan dibayarkan kalau gedung-gedung dan mesin-mesin terjual.
Mendengar itu saya langsung mengernyitkan dahi. Itu bisa menunggu beberapa dekade hingga orang lupa.
Yang lebih menyakitkan adalah PHK ini terjadi di awal puasa. Sehingga itu membuat orang berpikir, "Oh, supaya mereka nggak bayar THR."
Jadi, lebih baik PHK sekarang.
Kabar bahwa perusahan ini akan gulung tikar sudah terdengar lama. Para karyawan sudah lama gelisah. Mereka berusaha mencari perlindungan.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur