Waduh! Prabowo Pernah Mengaku Dapat Ancaman Sebelum IHSG Jatuh 6 Persen Lebih

- Rabu, 19 Maret 2025 | 13:05 WIB
Waduh! Prabowo Pernah Mengaku Dapat Ancaman Sebelum IHSG Jatuh 6 Persen Lebih

POLHUKAM.ID - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya pernah mendapat ancaman bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal anjlok akibat program makan bergizi gratis (MBG) yang ia canangkan.


Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, pada Rabu (4/12) silam.


"Ada ancaman ke ekonomi, 'Pak karena gagasan makan bergizi harga saham indeks turun.' Saya bilang aja, 'kasih tahu ya, saya nggak punya saham, rakyat di desa-desa juga tidak punya saham. Kalau saham jatuh, iya pemain bursa itu (yang terdampak)'," kata Prabowo dalam pidatonya kala itu.


Namun, Prabowo mengaku tak gentar dengan ancaman tersebut. Ia menegaskan dirinya tak bermain saham dan tidak terpengaruh oleh naik-turunnya IHSG.


"Dan rakyat di desa-desa enggak punya saham. Benar? Kalau saham jatuh ya pemain-pemain bursa itu," kata Prabowo.


Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyoroti bahwa saham bagi rakyat kecil ibarat judi. 


Menurutnya, mereka yang bermain saham tanpa modal kuat hampir pasti akan kalah, sementara yang diuntungkan adalah pemilik modal besar.


"Saya kasih tahu ya. Main-main saham itu kalau orang kecil pasti kalah, itu untuk orang kecil sama dengan judi itu. Yang menang bandar besar yang kuat, ya kan," ujarnya.


Ia bahkan sempat meledek beberapa menterinya yang kemungkinan bermain saham, salah satunya Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah. Pernyataannya ini pun disampaikan sambil tertawa.


IHSG anjlok pada Selasa (18/3) siang per pukul 11.49 WIB. IHSG terperosok 420,97 poin atau minus 6,58 persen ke level 6.046.


Kondisi ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) di bursa saham untuk meredam volatilitas pasar.


Menurut Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, kejatuhan IHSG yang signifikan ini tergolong anomali jika dibandingkan dengan bursa regional lainnya.


"Jika melihat bursa Asia seperti Nikkei yang naik 1,4 persen, Shanghai yang hanya menguat 0,09 persen, STI 1 persen, dan FKLCI 1 persen, maka koreksi IHSG mengindikasikan kekhawatiran investor terhadap ekonomi Indonesia dan pasar keuangan," jelasnya.


Oktavianus menambahkan beberapa faktor turut memperparah tekanan di pasar saham domestik, seperti meningkatnya credit default swap (CDS) Indonesia ke 76 basis poin per 27 Februari 2025, depresiasi rupiah sebesar 0,6 persen sejak Januari, serta melebar spread Surat Berharga Negara (SBN) dengan US Treasury 10 tahun hingga 255 basis poin.


"Selain itu, pemangkasan rating saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang mengkhawatirkan pelebaran defisit anggaran turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG," tambahnya.

Halaman:

Komentar

Terpopuler