Kendati demikian, hasil analisis DEN menunjukkan, dalam jangka pendek, program MBG bisa berdampak pada penciptaan 900.000 hingga 1,9 juta lapangan kerja.
Program MBG juga diyakini dapat memperkecil ketimpangan. Sebagai gambaran, pendapatan masyarakat miskin akan meningkat 8-10 persen, sedangkan pendapatan orang kaya hampir tidak terdampak.
Arief menyimpulkan, fokus program MBG seharusnya bukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi sebagai investasi sumber daya manusia (SDM) guna menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
”Pemerintah juga harus lebih diedukasi agar MBG itu jangan terlalu dibebani dengan berbagai macam target,” katanya.
BGN Butuh Waktu
Dalam kesempatan berbeda, peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Ariyo Irhamna, menilai percepatan implementasi MBG terkendala karena aspek kelembagaan.
MBG dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) yang baru dibentuk sehingga memerlukan waktu untuk bisa beroperasi.
Menurut dia, jika pemerintah ingin lembaga baru itu beroperasi secara optimal,pemerintah perlu melebur BGN dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hal itu diyakini dapat membuat birokrasi bekerja lebih cepat.
”Kemenkes punya tangan dan kaki hingga puskesmas yang menjadi ujung tombak pemerintah untuk meningkatkan gizi anak-anak,” ujar Ariyo.
Ia menyarankan, agar tidak terlalu menekan ekonomi, sebaiknya realokasi anggaran untuk program MBG dilakukan secara bertahap.
Tahapan itu disesuaikan dengan kesiapan BGN dalam memperluas implementasi program.
”Jika BGN sudah dimerger dengan Kemenkes menjadi satuan kerja eselon 1 di Kemenkes, eksekusinya pasti akan lebih baik. Secara historis, kita pernah melaksanakan itu dan secara politik pun sangat memungkinkan," imbuhnya.
Sementara itu, dalam konferensi pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (13/3/2025), Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, dalam pelaksanaannya, program MBG telah menjangkau penerima manfaat, antara lain siswa SD, SMP, SMA, pondok pesantren, dan sekolah luar biasa (SLB).
Saat ini, 726.000 SPPG telah melayani program MBG di sejumlah daerah. Suahasil memastikan jumlah tersebut akan terus ditingkatkan secara bertahap guna memenuhi kebutuhan para penerima manfaat.
👇👇
Ini masukan resmi dari DEN Dewan Ekonomi Nasional yg sdh jg disampaikan ke Presiden.
Kenapa ?
- krn Badan Gizi tidak siap SDMnya, maka penyerapan anggaran MBG 170 triliun maksimal sekitar 5% saja.
- artinya belanja pemerintah akan drop signifikan. Padahal tadinya anggaran… pic.twitter.com/6789OlufQn
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur