GEBRAK Ogah Ikut May Day Yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh!

- Kamis, 01 Mei 2025 | 12:20 WIB
GEBRAK Ogah Ikut May Day Yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh!

“Bagi kami tidak ada alasan untuk rakyat yang merasakan kebijakan buruk dan perlakuan represif dari negara yang selama ini melakukan penindasan,” beber Juru Bicara GEBRAK, Sunarno, di YLBHI, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).


Selain itu, aliansi GEBRAK tidak mau bergabung dengan aksi buruh yang dihadiri Prabowo yakni agar gerakan buruh tidak bisa hanya diwakili oleh sekelompok orang yang berujung mendapatkan kue kekuasaan.


Sunarno menyampaikan, jika pihaknya bakal bergabung dengan beberapa konfederasi serikat buruh, pekerja kampus, mahasiswa dan pelajar untuk melakukan aksi turun ke jalan.


“Ini adalah pilihan kami, karena memang menurut kami belum saatnya kami bisa aksi Mayday Fiesta dengan siapapun. Artinya kami akan tetap menyuarakan ini dengan cara turun ke jalan, karena kondisi yang dialami teman-teman buruh tadi masih dalam kondisi yang sangat buruk,” ucapnya.


Terkait aksi May Day yang bakal digelar oleh GEBRAK diprediksi akan dihadiri sebanyak 10 ribu peserta yang terdiri dari serikat buruh, mahasiswa, pemuda, dan kaum tani. 


Selain wilayah Jakarta, aksi yang dilakukan oleh Gebrak yakni beberapa kota lainnya.


Sunarno mengaku aksi buruh GEBRAK tidak khawatir nantinya akan bentrok dengan buruh yang bakal hadir dalam agenda May Day Fiesta. 


Ia justru khawatir, aksinya bakal dibenturkan dengan aparat kepolisian maupun TNI.


“Kami yakin tidak akan terjadi benturan atau keos gitu ya, karena kami sama-sama buruh yang ingin memperjuangkan hak-hak buruh. Tapi kami justru khawatir kami akan berbenturan dengan pihak aparat ya, terutama polisi dan TNI,” jelasnya.


Dalam aksi May Day kali ini, setidaknya ada lima tuntutan yang akan disampaikan oleh buruh GEBRAK, termasuk menuntut pemerintah segera mencabut Undang Undang (UU) Cipta Kerja beserta turunannya. 


Kemudian, segera sahkan RUU PRT, guna memberikan jaminan hukum bagi para pekerja rumah tangga. 


Selanjutnya, Gebrak juga meminta penghentian penggusuran pemukiman dan tanah-tanah adat.


Gebrak juga meminta agar menghentikan proyek-proyek PSN yang merusak lingkungan hidup. 


Terakhir, meminta cabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik dan desa, dan kembalikan militer ke barak.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar

Terpopuler