Polisi Babak Belur Soal Kredibilitas: 'Ujungnya Ijazah Diamankan - Aktivis Bakal Dipenjarakan?'
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan Senior
Hari- hari ini perkembangan gaduh ijazah Jokowi harusnya memasuki babak penentu.
Bareskrim sudah datang ke Polres Surakarta. Katanya, soal ini sudah selesai 90%.
Tinggal tunggu hasil uji forensik ijazah dengan tujuh ijazah pembanding.
Jokowi, lewat adik iparnya, konon, telah menyerahkan ijazah ke polisi untuk diuji forensik.
Penyerahan ijazah Jokowi kepada polisi terasa terlambat dan manipulatif.
Ipar Jokowi memang felah datang ke Bareskrim, konon, membawa ijazah Jokowi. Tapi apa benar dia bawa ijazah Jokowi? Apa benar ijazah itu asli?
Timing-nya juga mencurigakan. Kenapa baru sekarang? Kenapa baru setelah kepresidenan ketika kekebalan politiknya berkurang?
Kita bisa membaca ini sebagai upaya defensif untuk mengendalikan narasi setelah polemik memanas. Bukan inisiatif tulus membuktikan keabsahan.
Penyelidikan yang bergantung pada Puslabfor Polri memicu keraguan serius.
Institusi ini memiliki rekam jejak buruk dalam rekayasa kasus. Misalnya, kasus Jessica Wongso, bukti kopi sianida dianggap dipaksakan.
KM 50, dengan video seleksi bohong yang memutarbalikkan fakta. Kasus stadion Kanjuruhan, Malang. Laporan korban diabaikan.
Lalu, kasus Vina Cirebon. Temuan forensiknya dipertanyakan. Ditambah karakteristik Jokowi sebagai The King of Lips Service membuat ending kasus ini jadi mudah ditebak.
Tanpa uji independen oleh laboratorium internasional, hasilnya sulit dipercaya.
Itu sebabnya Roy Suryo mengusulkan uji forensik dilakukan di Singapura. Publik juga bisa mendesak bantuan Rismon Sianipar dan jaringan Jepangnya.
Babak-Belur di Krebilitas
Faktanya hingga kini verifikasi publik atau keterlibatan akademisi independen tak pernah terjadi.
Artikel Terkait
Jusuf Hamka Menggugat Hary Tanoe di Pengadilan: Pengakuan Pahit Korban Kezaliman Bisnis
Yusuf Muhammad Kritik Respons Gibran Soal CPNS: Dinilai Kosong dan Minim Optimalisasi
Dharma Pongrekun: Ingin Jadi Polisi yang Baik, Tapi Kenyataannya?
Dina Meninggal, Fitnah Heryanto Menghantui: Fakta atau Rekayasa?