Polda Metro Ngotot Pakai Hasil Uji Forensik Bareskrim, Kode Keras Kriminalisasi Terhadap Roy Suryo dkk?
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan Senior
Roy Suryo Cs tidak mempercayai hasil uji laboratorium forensik Bareskrim Polri yang menyatakan ijazah Jokowi asli.
Tapi hasil ini yang akan dipakai penyidik Polda Metro Jaya untuk menganalisis kasus.
Pernyataan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini bukan sekadar klarifikasi hukum.
Pengacara Ahmad Khozinudin menduga ini bisa jadi pintu masuk kriminalisasi terhadap lima tokoh oposisi kritis: Roy Suryo, dr. Tifauzia Tyassuma, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah, dan Kurnia Triroyani.
Dalam bahasa sehari-hari, seolah-olah Polda ingin mengatakan: “Bareskrim sudah bilang ijazah asli.
Maka siapa pun yang bilang palsu dianggap menyebarkan hoaks dan memanipulasi data.”
Selanjutnya tinggal sodorkan pasal 32 dan 35 UU ITE yang sudah disiapkan.
Bukan main, ancaman hukumannya 8 dan 12 tahun. Sulit ditepis, ini adalah cara halus menyingkirkan suara-suara kritis yang berani bertanya.
Sikap polisi yang seolah melindungi dan membela Jokowi, kini terasa makin tidak relevan.
Jokowi bukan lagi poros kekuasaan. Pengaruhnya melemah. Bahkan di lingkar Istana, dia mulai “dihabisi secara halus”.
Kursi-kursi kekuasaan satu per satu direbut oleh lingkaran baru. Pemberantasan korupsi banyak menyasar anggota Geng Solo.
Jokowi makin terpojok, makin ditinggal. Bahkan diduga stres berat, kondisi kulitnya bermasalah. Kabarnya serius dan cukup mengkhawatirkan.
Netizen kita bahkan mulai mengaitkan kondisi Jokowi dengan azab Allah.
Seperti yang terjadi pada penguasa zalim dan bengis Ariel Sharon dan Mustafa Kemal Attaturk. Ngeriiih…!
Di tengah fenomena runtuhnya aura kekuasaan Jokowi, apa gunanya polisi tetap pasang badan membela?
Mosok Sigit Listyo dan para petinggi Polri lainnya tak bisa membaca tanda-tanda zaman ini?
Untuk siapa sebenarnya institusi ini bekerja? Sampai kapan?
Kita tak sedang bicara soal ijazah semata. Ini tentang ruang publik yang makin dipersempit. Tentang kebebasan rakyat yang makin dicekik. Roy dan kawan-kawan bukan kriminal.
Mereka bicara dengan argumen. Dengan data. Dengan cinta pada negeri. Tapi bisa jadi kini mereka diintai. Bukan mustahil bakal jadi dipenjara.
Sudah saatnya polisi kembali berpihak pada kebenaran. Bukan kekuasaan. Berdiri bersama rakyat.
Bukan jadi alat penjaga kepentingan satu keluarga. Roda berputar. Zaman sudah berganti.
Bangun, bangun… Woy, banguuun! ***
Artikel Terkait
Di Hari Jumat Tanggal 10 Zulhijah Ustaz Yahya Waloni Wafat, UAS: Allah Beri Beliau Kemuliaan
Tak Cuma Antam, Ada Investor China di Balik Tambang Raja Ampat
Inilah Video Detik-detik Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khotbah Jumat
WADUH! Rismon Sianipar Bongkar Kelakuan Kepala Lab Komputer Forensik Bareskrim