Tanya Respons Ganjar Pranowo, Dedi Mulyadi ke Crazy Rich Grobogan: Gak Nyalon Gubernur Jateng Kan?

- Minggu, 15 Mei 2022 | 16:50 WIB
Tanya Respons Ganjar Pranowo, Dedi Mulyadi ke Crazy Rich Grobogan: Gak Nyalon Gubernur Jateng Kan?

Selain membicarakan soal jalan yang viral, Joko juga menceritakan soal kehidupan keluarganya. Ia menikah dengan Taufiana Hidayati dan dikarunia tiga orang anak yang terdiri dari dua laki-laki dan seorang perempuan.

Pertemuannya dengan sang istri pun cukup unik. Awalnya ia dikenalkan oleh koleganya yang saat itu pernah membantu dalam pengurusan pembelian rumah lelang. Ia pun dikenalkan dengan Taufiana pada 25 Juli dan menikah pada 12 September atau sekitar 1 bulan 17 hari dari hari pertama bertemu.

"Jadi ini kaya dongeng ya, beli rumah dapat istri," canda Kang Dedi yang disambut tawa oleh Joko.

Namun, kata Joko, saat itu ada tiga hal yang disampaikan pada sang istri sebelum menikah. Pertama Joko adalah orang yang akan membawa dan mengurus orang tuanya, kedua ia adalah sosok yang memiliki sikap berkaitan dengan risiko ekonomi. Terakhir, ia berkomitmen akan banyak membantu orang.

"Jadi dari awal sudah clear tidak ada masalah. Alhamdulillah kita dengan keikhlasan, keterbukaan, dibangun kebersamaan jadi semua tidak pernah berhitung. Kebaikan itu jalankan saja menjadi nilai bersama sehingga menjalaninya tanpa paksaan," ucap Joko.

Kang Dedi pun kemudian bertanya apakah Joko tidak takut rugi karena terus berbagi? "Justru saya takut rugi kalau tidak ada lagi kesempatan untuk berbuat baik, keburu mati nanti. Kalau janji manusia bisa berbohong, tapi kalau janji Allah pasti ditepati maka lakukan," jawab Joko.

Bagi Kang Dedi, apa yang dilakukan Joko Suranto selama ini sejalan dengan dirinya. Sebab, Dedi memiliki prinsip dan selalu menginspirasi banyak orang bahwa berbagi tidak akan mengurangi. "Jadi, bagi mereka yang sering berbagi jangan takut kehilangan rezeki karena berbagi tak akan mengurangi," ucap Dedi.

"Tiga yang menentukan keberhasilan: profesionalisme, keikhlasan, tidak pernah merasa rugi kalau berbagi kebaikan. Setiap orang yang meninggal putus amalnya, kecuali tiga, ilmu yang bermanfaat, harta yang diamalkan, dan doa anak soleh. Dari Solo kita belajar kebajikan, kita belajar dari orang yang mengabdi pada orang tua dan mencintai orang tuanya, dan selalu berbagi karena itu tidak akan membuat miskin," pungkas Kang Dedi Mulyadi.

Sumber: jpnn.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler