Karim menyarankan agar lembaga-lembaga independen seperti Auriga Nusantara mulai mengambil inisiatif melakukan pengambilan sampel secara mandiri di beberapa lokasi pesisir terdampak tambang nikel, seperti di Maluku hingga Raja Ampat.
"Misalkan Auriga ingin mengambil sampel di beberapa pulau di wilayah Maluku, Raja Ampat, jadi itu yang bisa diambil, dengan jarak tertentu bisa dari pantai, tengah, sampai kira-kira berapa meter dari lokasi ekosistem misalnya terumbu karang, mangrove atau padang lamun. Itu nanti bisa kita lihat hasilnya," sarannya.
Minimnya riset dan lemahnya transparansi data ini membuat perlindungan terhadap ekosistem pesisir semakin rentan.
Ketika industri tambang terus bergerak cepat atas nama hilirisasi dan investasi, para ahli menilai pemerintah justru tertinggal jauh dalam memastikan keselamatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pandangan serupa juga disampaikan Dosen Ilmu Kelautan Universitas Khairun di Ternate, Dr. Abdul Motalib.
Ia menyoroti bahwa penyebaran industri tambang nikel dan fasilitas pemurniannya (smelter) secara geografis justru terkonsentrasi di kawasan timur Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati laut.
"Kalau kita melihat peta sebarannya itu berada di kawasan timur, yaitu Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua. Contohnya adalah sebarang tambang di Maluku Utara, ada di pulau besar dan pulau-pulau kecil, di mana total izin usaha pertambangannya ada 127 izin," ungkap Abdul.
Tak hanya soal jumlah izin, Abdul juga mengingatkan bahwa seluruh fasilitas smelter yang menopang hilirisasi nikel Indonesia berada tepat di kawasan Coral Triangle atau segitiga terumbu karang dunia.
Lokasi itu dikenal sebagai salah satu pusat biodiversitas laut paling penting di bumi yang seharusnya mendapat perlindungan ekstra dari ancaman industri tambang.
"Ada 12 smelter yang menjadi penopang hilirisasi nikel ada di Indonesia, semuanya berada di kawasan Koral Triangle. Aktivitas ini akan sangat memberikan tekanan dan ancaman yang luar biasa terhadap ekosistem terumbu karang kita di kawasan segitiga terumbu karang tersebut," kritiknya.
Diketahui bahwa kawasan coral triangle membentang dari Filipina, Papua Nugini, hingga Indonesia bagian timur.
Serta menjadi rumah bagi lebih dari 500 spesies karang dan ribuan spesies ikan.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur