Kajian Politik Merah Putih: Akan Banyak Pengkhianat Negara Mati Mendadak!

- Rabu, 25 Juni 2025 | 13:10 WIB
Kajian Politik Merah Putih: Akan Banyak Pengkhianat Negara Mati Mendadak!




POLHUKAM.ID - Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi mengatakan Iktibar  berarti pelajaran, contoh, atau hikmah yang dapat diambil dari suatu peristiwa atau pengalaman. 


Iktibar sesuatu yang bisa dipetik dari suatu kejadian, baik itu positif maupun negatif, untuk dijadikan pelajaran ketika sedang menapaki kehidupan.


Salah satu iktibar pada 12 Juni 2025, Sunjay Kapoor bukan orang biasa. Ia pewaris kerajaan peralatan otomotif terbesar di India. 


Hidupnya dikelilingi kemewahan—akses ke teknologi pengobatan terbaik, makanan premium, jet pribadi, klub olahraga eksklusif, dan sederet keberuntungan dunia lainnya.


Bermain polo di Guards Polo Club, Windsor, Inggris. 


Guards Polo Club adalah salah satu klub polo paling bergengsi dan eksklusif di dunia, yang terletak di Windsor Great Park, Inggris. 


Tempat berkumpulnya para bangsawan, pengusaha dan selebriti tingkat dunia


“Sunjay Kapoor meninggal dunia akibat serangan jantung setelah secara tidak sengaja menelan seekor lebah saat bermain polo di Inggris,” jelas Sutoyo dalam keterangannya kepada media, Rabu 25/6/2025.


“Lebah tersebut menyengat di dalam mulutnya, memicu reaksi parah yang disebut syok anafilaktis, yang pada akhirnya menyebabkan serangan jantung fatal, dalam hitungan 1 – 2 menit saja, Sunjay rebah ke tanah, hidup sang miliuner berakhir. Tamat,” imbuhnya.


Harta, tahta, wanita, hidup Sunjay Kapoor sudah lengkap, sempurna di mata dunia. 


Tapi ternyata semua itu tak mampu menghalangi satu makhluk kecil bernama lebah menjadi perantara kematiannya.


“Pesannya sangat jelas terang benderang, untuk apa kalian sebagai pejabat / penguasa pegang kekuasaan dan kekuatan ( usianya sudah renta)  mati – matikan mengejar kekayaan dengan cara merampok kekayaan negara bahkan bersekutu dengan Iblis penghianat negara,” ungkapnya.


Merampas, menindas, merampok, mengusir dan memaksa kuasai tanah rakyat. 


Dengan cara biadab, kejam mereka merasa sebagai manusia akan hidup selamanya.


“Nurani dan hatinya tertutup, matanya buta, tidak sadar, kematian tidak menunggu orang kaya selesai meeting. 


Kematian datang tidak kenal tempat. Kematian tidak menunggu setelah jadi pengusaha / penguasa ( menteri, presiden ).  Kematian tidak menunggu setelah menjadi milyarder,” jelasnya.


Kematian kadang ia datang lewat sesuatu yang tak kita duga. Seperti seekor nyamuk yang melenyapkan Raja Namrud. 


Atau seekor lebah, yang menyebabkan seorang miliarder bernama Sunjay Kapoor, hitungan detik kehilangan nyawa.


“Mungkin saya, kamu, kita tidak pernah tahu atau ingat atau merasa diingatkan  oleh kematian yang datang tiba-tiba. Tidak sadar hidup itu pendek sekali,” ungkapnya.


Dari ingatlah hidup yang sangat pendek para pendiri bangsa yang sebagian dari mereka adalah ahli tasawuf. 


Pikiran yang muncul dalam konstitusi UUD 45 bukan semata aturan bermakna duniawi. Tetapi pagar keseimbangan dunia akhirat.


“Para pendiri bangsa sangat sadar hidupnya sangat terbatas, mereka dengan sadar mewariskan pagar keselamatan negara untuk anak cucunya,” urainya.


“Sayang generasi selanjutnya sebagai penguasa negara terserang wabah ganas virus Wahn ( takut mati – cinta dunia ). Mereka mengira akan hidup selamanya, tidak lagi memiliki kesadaran akan mati hanya karena serangan ulat, lalat, belalang, flu, penyakit kulit dll,” urai Sutoyo.


Tidak sadar dalam hitungan detik akan mampus mendadak, nyawa lepas dari jasadnya. 


Semua tidak tahu ( hanya bersandar pada nash ) alam apa yang selanjutnya akan mereka alami.


Di akhir keterangannya dia menyebutkan, memasuki tahun Dal yang akan masuk pada tanggal 26 /06/2025 tahun Masehi. 


Di ramalkan sesuai tanda tanda alam akan banyak para penghianat negara akan mati dengan cara mendadak. Wallahu A’lam.


Sumber: JakartaSatu

Komentar