“Nurani dan hatinya tertutup, matanya buta, tidak sadar, kematian tidak menunggu orang kaya selesai meeting.
Kematian datang tidak kenal tempat. Kematian tidak menunggu setelah jadi pengusaha / penguasa ( menteri, presiden ). Kematian tidak menunggu setelah menjadi milyarder,” jelasnya.
Kematian kadang ia datang lewat sesuatu yang tak kita duga. Seperti seekor nyamuk yang melenyapkan Raja Namrud.
Atau seekor lebah, yang menyebabkan seorang miliarder bernama Sunjay Kapoor, hitungan detik kehilangan nyawa.
“Mungkin saya, kamu, kita tidak pernah tahu atau ingat atau merasa diingatkan oleh kematian yang datang tiba-tiba. Tidak sadar hidup itu pendek sekali,” ungkapnya.
Dari ingatlah hidup yang sangat pendek para pendiri bangsa yang sebagian dari mereka adalah ahli tasawuf.
Pikiran yang muncul dalam konstitusi UUD 45 bukan semata aturan bermakna duniawi. Tetapi pagar keseimbangan dunia akhirat.
“Para pendiri bangsa sangat sadar hidupnya sangat terbatas, mereka dengan sadar mewariskan pagar keselamatan negara untuk anak cucunya,” urainya.
“Sayang generasi selanjutnya sebagai penguasa negara terserang wabah ganas virus Wahn ( takut mati – cinta dunia ). Mereka mengira akan hidup selamanya, tidak lagi memiliki kesadaran akan mati hanya karena serangan ulat, lalat, belalang, flu, penyakit kulit dll,” urai Sutoyo.
Tidak sadar dalam hitungan detik akan mampus mendadak, nyawa lepas dari jasadnya.
Semua tidak tahu ( hanya bersandar pada nash ) alam apa yang selanjutnya akan mereka alami.
Di akhir keterangannya dia menyebutkan, memasuki tahun Dal yang akan masuk pada tanggal 26 /06/2025 tahun Masehi.
Di ramalkan sesuai tanda tanda alam akan banyak para penghianat negara akan mati dengan cara mendadak. Wallahu A’lam.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara