POLHUKAM.ID - Di tengah usulan pemakzulan dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang kini bergulir di MPR/DPR, pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti menyoroti kapasitas Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden alias Wapres.
Profesor Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI itu meragukan sosok Gibran menjadi 'ban serep' Presiden Prabowo Subianto.
Dalam siniar yang tayang di akun Youtube-nya pada Sabtu (28/6/2025), Ikrar Nusa Bhakti pun mengungkap sederet alasan yang menunjukkan ketidakbecusan Gibran untuk memegang jabatan wapres.
Awalnya, Ikrar Nusa Bhakti menjabarkan faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya pecah kongsi dalam kerja sama politik.
Dia pun menyinggung sosok mantan Presiden Jokowi yang dianggap berperan penting mengantarkan Prabowo dan Gibran sebagai pemenang di Pilpres 2024 lalu.
"Kerja sama politik itu tidak terus-menerus bisa terjadi bisa saja itu kemudian pecah kongsi ya, macam-macam baik itu karena faktor pribadi, faktor luar ataupun faktor sang pasangan itu sendiri maksud saya antara Jokowi dengan Gibran Rakabuming Raka, karena mungkin pada saat dulu tawar-menawar politik pendekatan politik Prabowo mungkin melihat Gibran adalah kendaraan politik dia yang juga bisa membawa Prabowo ke singgasana kursi presiden," ujar Ikrar dalam siniar yang dilihat pada Minggu (29/6/2025).
Ikrar Nusa Bhakti menyoroti sosok Gibran setelah resmi menjadi wapres di pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo.
Menurutnya, Prabowo tampak tidak sreg dengan Gibran untuk terkait kapasitasnya sebagai wakilnya di pemerintahan.
"Tapi setelah bulan demi bulan berlalu, dia (Prabowo) kemudian menemukan suatu kenyataan bahwa Gibran Rakabuming Raka bukanlah orang yang tepat untuk menjadi wakil presiden atau menjadi orang yang bisa mewakili dirinya dalam posisi sebagai wakil presiden," bebernya.
Dalam siniar itu, Ikrar juga menyebut alasan Gibran dianggap tidak layak menjadi 'ban serep' Prabowo, salah satunya putra sulung Jokowi itu tidak pandai berpidato.
Semestinya, Gibran bisa mengambil kesempatan itu untuk menunjukkan kepada publik bahwa dirinya layak menjadi pendamping Prabowo di kursi wapres.
"Saya beri contoh misalnya ya ternyata Gibran itu juga tidak pandai berpidato. Gibran juga tidak pandai menggunakan kesempatan yang sangat baik bagi dirinya untuk menunjukkan bahwa dia adalah orang benar-benar ban serep yang bisa diandalkan (Prabowo)," sebut Ikrar.
"Saya beri contoh misalnya ketika membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ VII Korpri 2024), ternyata setelah dia pukul gong atau tidak ada sambutan sama sekali. Padahal kalau dia benar-benar prepare, dia bisa saja membuka contoh pembukaan-pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran yang dilakukan oleh para para wakil presiden sebelum dia ya, tapi mengapa kemudian habis pukul beduk langsung ngacir ya meninggalkan tempat," sambungnya.
Sikap Gibran setelah menjadi wapres berbeda jauh ketika masih mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
Di antaranya saat masa kampanye dan ketika menghadapi lawannya di acara debat cawapres.
"Pada saat kampanye. Gibran juga dianggap sebagai orang hebat yang kemudian dengan kalimat yang amat sakti ya, saya beri contoh, 'Jangan takut Pak Prabowo, di samping Anda ada saya' dan kemudian dia juga bisa menjatuhkan saya beri contoh ya bagaimana dia menjelek-jelekkan Pak Mahfud MD ya sebagai calon wakil presiden bersama Ganjar Pranawo," ungkap Ikrar.
Lebih lanjut, Ikrar juga menyindir soal janji kampanye Gibran di masa pilpres, yakni membuka lapangan kerja seluas-luasnya ketika sudah menjadi wapres.
Namun, berdasar catatan Bank Dunia, angka kemiskinan di Indonesia justru bertambah setelah Prabowo-Gibran dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.
"Saya beri contoh mengenai bagaimana janji dia mengenai 19 juta pekerja yang akan diserap pada saat Prabowo-Gibran itu menjadi presiden dan wakil presiden. Apa yang terjadi? kita tahu pada saat ini saya beri contoh menurut Bank Dunia ya yang namanya kemiskinan di Indonesia itu jumlahnya sudah 68 persen ya dan atau ini setara dengan 192 juta dari masyarakat Indonesia," ujarnya.
Selain itu, Ikrar juga menyoroti soal sejumlah perusahaan yang kekinian gulung tikar.
Hal itu, lanjutnya menandakan jika Gibran ikrar janji terkait ucapannya soal penyerapan lapangan kerja.
"Kemudian ya kita juga melihat ya bagaimana misalnya satu demi satu perusahaan-perusahaan itu mengalami kebangkrutan dan mengalami PHK besar-besaran ya di berbagai sektor. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh yang disebut dengan janji-janji yang diberikan oleh Gibran Rakabuming Raka ya," ungkapnya.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Alasan Prabowo Sering Puji Jokowi: Hormati Pendahulu Bangsa
Tiga Saksi Semua Keluarga, Eks Perwira BIN Ungkap Modus Paiman Tutupi Jejak di Pasar Pramuka: Dia Bohong!
Kerja Tanpa Henti, Bahlil: Kabinet Prabowo Sudah Lupa Tanggal Merah
Hak Sipil Menguji UU TNI Tak Boleh Dibatasi