POLHUKAM.ID - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu, melontarkan tudingan keras bahwa polemik ijazah palsu yang kini menjerat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) hanyalah puncak dari gunung es.
Menurutnya, ada lima kebohongan besar yang sedang coba ditutupi oleh Jokowi dan para pendukungnya.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam konferensi pers bersama Roy Suryo, Senin (14/7/2025), sebagai respons atas naiknya status laporan Jokowi di Polda Metro Jaya ke tahap penyidikan.
"Menurut saya ada lima kebohongan yang mau disembunyikan oleh mereka. Mereka bukan hanya Jokowi," kata Said Didu.
Berikut adalah lima 'borok' yang menurut Said Didu coba disembunyikan di balik kasus ijazah:
1. Kebohongan Identitas Diri
Said Didu menempatkan isu identitas pribadi Jokowi sebagai ketakutan terbesar yang coba ditutupi.
"Satu kebohongan identitas diri Jokowi sendiri itu yang dia paling takutkan terbuka. Identitas diri karena kita tahu ceritanya sebenarnya.
Dan kalau ini terbuka, maka kita tahu siapa yang membentuk Joko Widodo sebenarnya. Saya pikir publik sudah paham," jelas Said Didu.
2. Kepalsuan Jalan Politik Gibran
Tudingan kedua mengarah pada putra sulung Jokowi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Yang kedua adalah kepalsuan. Kepalsuan dan bikin kepalsuan putranya yang menjadi wakil presiden itu juga kalau ini terbuka ini akan terbuka. Siapa dia sebenarnya dan kepalsuan-kepalsuan terhadap dinasti ini akan akan terbuka semua," ungkapnya.
3. Kepalsuan Pelaksanaan Pemilu
Menurut Said Didu, jika kasus ijazah ini terbongkar, maka akan merembet ke dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu.
"Yang ketiga adalah kepalsuan pemilu yang sudah dilakukan oleh dia itu juga akan terbuka. Kebohongan-kebohongan itu akan terbuka," terang Said Didu.
4. Korupsi Ribuan Triliun
Said Didu juga menuding ada skandal korupsi masif yang coba dilindungi.
"Yang keempat adalah kebohongan korupsi yang ribuan triliun itu akan terbuka. Ribuan triliun korupsi yang terjadi selama rezim Jokowi dulu," jelasnya.
5. Kebohongan Lembaga Survei
Terakhir, ia menyoroti peran lembaga survei yang dianggapnya tidak jujur dan kini para pimpinannya mendapat jabatan strategis.
"Yang kelima, kebohongan tukang-tukang survei yang sekarang jadi komisaris BUMN di mana-mana," tegas Said Didu.
Pernyataan keras Said Didu ini muncul setelah Polda Metro Jaya resmi meningkatkan status laporan Jokowi terkait pencemaran nama baik ke tahap penyidikan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa dari hasil gelar perkara, penyidik telah menemukan adanya dugaan peristiwa pidana.
"Berdasarkan hasil gelar perkara tadi malam, maka terhadap laporan polisi yang pertama, pelapornya adalah Saudara Ir. HJW (Jokowi), dalam proses penyelidikan yang sudah dilakukan, dalam gelar perkara disimpulkan hasil penyelidikan sudah ditemukan dugaan peristiwa pidana, sehingga perkaranya ditingkatkan ke tahap penyidikan," kata Kombes Ade Ary.
Said Didu Bongkar ‘Permainan’ di Balik Pengangkatan Komisaris BUMN, Singgung Geng Solo!
POLHUKAM.ID - Publik sempat menyoroti soal munculnya nama sejumlah loyalis hingga relawan Joko Widodo yang menduduki jabatan komisaris BUMN.
Diketahui, saat masa kepemimpinannya sebagai Presiden, Jokowi memberikan jabatan penting bagi para loyalis dan relawannya.
Baik sebagai menteri, maupun komisaris.
Publik mengira hal tersebut terhenti ketika Prabowo Subianto menjadi presiden
Namun, baru-baru ini, nama-nama loyalis Jokowi kembali muncul dan mendapatkan jabatan sebagai komisaris.
Di antaranya adalah Politisi PSI, Ade Armando yang diangkat sebagai komisaris di PT PLN Nusantara Power (PLN NP)
Kemudian ada nama Sekretaris Jenderal Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Relly Reagen, yang mendapatkan “hadiah” sebagai komisaris PT Bio Farma (Persero).
Nama Nizar Ahmad Saputra, sosok yang dikenal luas sebagai relawan setia Presiden Jokowi dan pendukung Presiden terpilih Prabowo Subianto, resmi menduduki kursi Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Ia adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi)
Lalu ada nama Silfester Matutina yang diangkat sebagai komisaris ID Food.
Ia tercatat sebagai pendiri dan Ketua Umum organisasi relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) yang mendukung Presiden Joko Widodo sejak 2013
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said DIdu menilai bahwa wajar apabila 'Geng Solo' masih banyak mendapatkan posisi sebagai komisaris BUMN
Dia mengklaim mendapatkan informasi akurat, pengangkatan komisaris BUMN masih dipegang oleh Erick Thohir
Di sisi lain, Jokowi juga disebut masih punya pengaruh kuat untuk menempatkan loyalisnya untuk menempati jabatan strategis baik di pemerintahan maupun di perusahaan pelat merah
"Info valid: Pengangkatan Komisaris BUMN saat ini masih ditangan ET dan kendali dari Solo. Prabowo lewat Danantara hanya utk seleksi Direksi. Jadi jangan heran kalau Komisaris BUMN saat ini diiisi oleh Geng Solo dan Termul. Kehancuran BUMN oleh ET plus Jokowi berlanjut," tulis Said Didu dikutip pada Minggu (13/7/2026).
👇👇
Info valid :
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) July 12, 2025
Pengangkatan Komisaris BUMN saat ini masih ditangan ET dan kendali dari Solo.
Prabowo lewat Danantara hanya utk seleksi Direksi.
Jadi jangan heran kalau Komisaris BUMN saat ini diiisi oleh Geng Solo dan Termul.
Kehancuran BUMN oleh ET Jokowi berlanjut
Pengangkatan Ade Armando dikritisi
Penceramah Ustaz Hilmi Firdausi mengkritik pengangkatan Ade Armando sebagai komisaris di PT PLN Nusantara Power (PLN NP)
Perusahaan tersebut diketahui merupakan anak usaha PT PLN (Persero)
Hilmi menyebut, diangkatnya Ade Armando sebagai komisari di perusahaan pelat merah itu sebagai 'janji politik yang terpenuhi'
Sebagai catatan, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pernah berjanji bakal menyediakan 19 juta lapangan kerja apabila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden
Janji tersebut kemudian digugat banyak pihak karena nyatanya, saat keduanya memimpin, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) makin merajalela.
"Alhamdulillah, satu lagi janji politik membuka lapangan kerja terpenuhi. Kali ini, bukan buat rakyat jelata, tapi buat Bang Ade, yang resmi jadi Komisaris PLN," tulis Hilmi dikutip dari akun X miliknya, Senin (7/7/2025)
Hilmi kemudian menyoroti track record Ade Armando yang dianggap penuh kontroversi, bukan prestasi
"Iya Bang Ade, yang dulu viral bukan karena prestasi, tapi karena celananya raib saat demo. Yang ngomong Alquran bisa dibawain hip-hop, dan ngafal Quran katanya gak relevan. Tapi rupanya nyenggol agama gak datengin jabatan, nyenggol penguasa baru dapet jatah komisaris," ungkapnya
Hilmi juga menyinggung pernyataan Ade Armando belum lama ini, yang menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terbaik sepanjang Republik Indonesia berdiri.
"Dulu nyebut Wapres terbaik sepanjang sejarah, eh sekarang dikasih jabatan. Kalau dia nyebut Wapres terbaik di galaksi, mungkin udah dikasih jadi Komisaris BUMN Listrik Luar Angkasa. Apa boleh buat, inilah politik. Kita rakyat cuma bisa tepuk jidat sambil bayar listrik yang terus naik. Dan semoga Bang Ade bisa jaga amanah. Minimal, jangan sampai kesetrum sutet pas rapat," tandasnya
👇👇
Alhamdulillah, satu lagi janji politik membuka lapangan kerja terpenuhi. Kali ini, bukan buat rakyat jelata, tapi buat Bang Ade, yang resmi jadi Komisaris PLN.
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) July 6, 2025
Iya Bang Ade, yang dulu viral bukan karena prestasi, tapi karena celananya raib saat demo. Yang ngomong Alquran bisa…
Ada yg bisa jwb knp setiap buzzer penguasa dpt kursi komisaris BUMN?
— SiraitBatakDusun™️ (@bachrum_achmadi) July 5, 2025
Krn komisaris BUMN itu rerata duduk manis doang, jk mrk jd direksi jls tdk punya kapasitas & kapabilitas.
Kursi komisaris itu ibarat ucapan terimakasih krn sdh menjilat secara maksimal. Ada yg bisa bantah!🤣🤣 pic.twitter.com/cUx83r39fr
Putar lagi ah... Ade Armando Sebut Prabowo Tak Layak Jadi Presiden.
— MasBRO 🦉🫶 (@MasBRO_back) July 4, 2025
6 Alasannya... pic.twitter.com/AjFv3q8mny
Ade Armando: Gibran Wapres Terbaik Sepanjang Sejarah Kita! | #GibranRakabumingRaka #AdeArmando pic.twitter.com/FTM3njDUeF
— Kompas.com (@kompascom) May 21, 2025
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Rocky Gerung Yakin Gibran Bakal Betah Ngantor di Papua: Asal Ada Tamiya, Aman!
Jokowi Curiga Agenda Besar di Balik Isu Pemakzulan Gibran: Benarkah Ada Upaya Pemisahan Dua Kekuatan Politik Ini?
Jokowi Belum Pulih Sekarang Mulai Main Perasaan
Kata Amien Rais: Pengen Terus Eksis, Jokowi Alami Sindrom Kejiwaan dan Kemerosotan Wibawa!