Pasalnya, di satu sisi ada pihak yang mendukung wacana Jokowi tiga periode, tetapi di sisi lain ada yang menolaknya hingga terlihat emosi.
"Di media tampak bertolak belakang, padahal mereka memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tahu bahwa yang mereka sampaikan dagelan dan dengan tujuan yang sama, untuk mendapatkan sorotan pemberitaan," ucap Teddy di Jakarta, Selasa (14/6).
Teddy melihat sikap politisi tersebut seperti pertandingan smackdown atau World Wrestling Entertainment (WWE), terlihat bertanding tetapi sebenarnya sedang berakting.
"Terlihat marah dan keras, maka makin bagus pemberitaannya," ujar dia.
Teddy menyebut sikap itu menandakan para politisi miskin literasi tetapi bernafsu ingin tampil.
"Ada yang berebut pepesan kosong tiga periode, ada yang salah alamat menyalahkan pemerintah Jokowi akibat putusan MK, ada yang bicara hantu PKI dan banyak hal-hal konyol lainnya, yang secara akal sehat tidak dapat diterima," bebernya.
Jubir Partai Garuda itu berharap isu-isu tak jelas bisa diredam agar masyarakat tidak jadi korban.
"Yang jadi korban adalah masyarakat awam, mereka ikut berselisih akibat provokasi konyol yang sama sekali tidak ada ilmunya," pungkas Teddy.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Sri Radja Ungkap Skenario Suksesi Kapolri dan Kandidat Kuda Hitam Pilihan Prabowo
Jokowi Ketakutan dengan Nasib Politik Gibran pada 2029
Refly Harun: Jadi Wali Kota Saja Gibran Tak Layak!
Rocky Gerung Walk Out dari Panggung Rakyat Bersuara yang Dipandu Aiman, Muak dengan Kedunguan