30 Agustus: Tragedi di Makassar: tiga orang tewas setelah massa membakar gedung DPRD Sulsel. Presiden Prabowo memerintahkan penindakan tegas kepada pelaku.
Publik Nilai Analisa Hendropriyono Soal Dalang Demo Kerusuhan Dangkal dan Konspiratif
Gelombang demonstrasi besar yang melanda Jakarta dan berbagai kota besar Indonesia pada akhir Agustus 2025 memunculkan berbagai spekulasi dan analisa.
Salah satu yang paling disorot datang dari mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn.) A.M. Hendropriyono.
Dalam pernyataannya, Hendropriyono menuding nama-nama besar seperti George Soros, David Rockefeller, hingga Bloomberg sebagai kelompok kapitalis global yang disebut kerap menunggangi momentum politik dan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun, analisa ini justru menuai kritik tajam. Banyak pengamat dan netizen menilai tudingan tersebut terkesan dangkal dan sarat teori konspirasi untuk melindungi kepentingan tertentu.
“Menuduh pihak asing tanpa bukti jelas menunjukkan Hendropriyono tidak lagi kredibel sebagai analis intelijen, atau mungkin ada agenda tersembunyi,” tulis seorang pengguna Instagram.
Di media sosial, kritik kian deras. Netizen menyebut narasi dalang asing sudah usang dan tidak relevan dengan dinamika aksi massa saat ini.
“Bohirnya ada di lingkaran dalam negeri, bukan di Soros atau Rockefeller,” sindir akun lain.
Sebagian netizen bahkan menyoroti bahwa tidak adanya kelompok yang selama ini kerap dikambinghitamkan pemerintah, seperti jaringan Habib Rizieq atau kelompok “Anak Abah”, justru mengindikasikan bahwa dalang kerusuhan mungkin lebih dekat ke lingkar kekuasaan.
“Hendro menuding pihak asing yang jelas tidak mungkin disentuh, padahal bohir sebenarnya ada di sekitaran istana—entah geng Solo, partai cokelat, atau konglomerat hitam DPO,” ujar komentar lain yang viral.
Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, yang dikenal sebagai loyalis Presiden Prabowo, memiliki pandangan berbeda.
Ia menuding kerusuhan dipicu kelompok yang merasa dirugikan kebijakan pemerintah.
“Ini pola klasik. Mafia migas, koruptor, dan kelompok bisnis yang tersakiti mencoba menyusup ke aksi massa,” ujar Don di Jakarta, Minggu (31/8).
Menurutnya, demonstrasi murni biasanya berjalan tertib, sedangkan gelombang protes kali ini mengarah pada anarkisme dengan aksi pembakaran dan perusakan fasilitas umum.
“Kami mendukung aspirasi rakyat, tapi menolak tindakan anarkis yang hanya merugikan masyarakat dan mencederai semangat demokrasi,” tegas Don.
Sumber: SeputarCibubur
Artikel Terkait
Mendesak Evaluasi! Menteri Hukum Supratman Kini Jadi Sorotan
Waspada! Utang Proyek Kereta Cepat Warisan Jokowi Bisa Jadi Beban Berat Pemerintah
Menhut Raja Juli Tantang Jokowi Soal Ijazah Asli Saat Pidato di UGM, Begini Faktanya
Jokowi Dinilai Belum Siap Lepas Jabatan, Benarkah Jadi Mantan Presiden Terberat?