“Jadi dia mau ditempelkan lagi bahwa dia ini penjahat, kan gitu ya,” ucapnya.
“Lha orang yang gitu pasti punya skenario untuk membuat Prabowo ini bisa lebih cepat game over. Kira-kira begitu,” Syahganda menegaskan.
Lantas menurutnya, gerakan aksi dalam bacaannya, kalau yang chaostic-chaostic tidak ada pemimpinya.
Karena kalau setiap demonstrasi ada pemimpinnya, suasananya akan terkendali. Karena terkomando untuk bubar ya sudah jam 6.
“Saya melihat di foto-foto dan video-video yang beredar, tidak ada kelompok yang dulu disebut anak abah, tidak ada disebut kelompok Megawati, ga ada itu,” kata Syahganda.
House podcast Madilog, Darmawan Seprioysa menyatakan, sementara dalam kelompok-kelompok kuat dengan jaringannya lho.
“Lhoh iya dong. Kalau misalnya Jumhur bergerak 1.000.000 massa, Habib Rizieq bergerak 1.000.000. Kalau Jumhur, Habib Rizieq, Megawati bersatu berjuta-juta orang. Gerakan ini terpimpin, ada komandonya. Cuma kan mareka ga ada yang bergerak,” jelasnya menegaskan.
“Nah yang kemarin bergerak mau ngapain? Kan begitu. Kita tidak menyalahkan orang lain, ngga menyalahkan orang bergerak. Cuma mau ngapain mereka bergerak? Bergerak Itu sebuah pertanyaan yang betul-betul anda siapa?” kata Syahganda.
Prabowo harus perintahkan kelada Kapolri untuk menyusutnya, membuka kepada publik siapa di balik aksi tersebut.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara