Menarik! Dibalik Polemik Suksesi, Aktivis Politik Ungkap Siapa Saja Yang Dukung Gibran Jadi Presiden

- Senin, 08 September 2025 | 13:30 WIB
Menarik! Dibalik Polemik Suksesi, Aktivis Politik Ungkap Siapa Saja Yang Dukung Gibran Jadi Presiden




POLHUKAM.ID - Konten kreator Fathian Pujakesuma kembali menyuarakan pandangannya terkait hiruk pikuk gerakan “17 8 Tuntutan Rakyat” yang tengah ramai di media sosial (Medsos).


Ia menilai, provokator yang mencoba mengganggu gerakan tersebut semakin lihai dalam memainkan narasi.


“Sekarang sudah tanggal 5 ya, deadline pertama untuk tuntutan yang 17 8, dan provokator itu pinter banget. Makin pinter mereka. Mereka tahu gimana cara memprovokasi lo tanpa bikin lo sadar bahwa lo sedang terprovokasi,” ujar Fathian, dikutip Senin, 8 September 2025.


Salah satu contoh yang ia angkat adalah beredarnya video seorang ibu berjilbab pink dengan narasi Prabowo turun gantinya Anies”.


Menurutnya, baik video itu asli maupun hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI), tetap tidak pantas dijadikan pegangan serius.


“Mau itu video asli pun, nggak masuk akal gua orang itu take it seriously. Ibu-ibu itu bilang seperti itu kemungkinan besar dia kurang pendidikan. Dia tidak mendapatkan haknya untuk terdidik yang harusnya dia dapatkan,” katanya.


Fathian kemudian menegaskan bahwa wacana “Prabowo turun diganti Anies” tidak sesuai konstitusi.


Ia mengingatkan, bila Presiden Prabowo Subianto benar-benar lengser, justru Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang otomatis menggantikannya.


“Prabowo turun katanya, men, enggak ada yang mau Prabowo turun. Gua juga nggak mau. Kita semua tahu kalau Prabowo turun, yang naik adalah followers gua yang bernama Gibran,” ujarnya dengan nada satir.


Lebih jauh, ia menyinggung pihak-pihak yang mungkin mendukung skenario Gibran naik sebagai presiden.


“Meski begitu, ada kelompok kecil yang tentu mendukung Gibran, seperti keluarga, staf, dan penggemar,” tambahnya.


Tak hanya soal suksesi kekuasaan, Fathian juga menyoroti polemik simbol warna dalam pergerakan sosial.


Ia menyindir pihak-pihak yang terlalu larut dalam isu tersebut.


“Nggak suka ibu-ibu itu rasis. Gua warna hijau, aja. Hijau katanya buto hijau, kolor hijau, pocong mumun, plankton, Green Goblin, Poison Ivy, Ketua PPP yang korupsi, jahat semua. Gimana mau ganti warna lagi?” sindirnya.


Menurut Fathian, perbedaan seharusnya tidak dijadikan alasan untuk pecah belah.


Bhinneka Tunggal Ika itu teman-teman, artinya kita mengamini perbedaan, yet, kita mencari cara biar tetap bersatu,” ujarnya.


Menutup pesannya, Fathian mengingatkan agar masyarakat tetap fokus pada tujuan bersama dan tidak terjebak dalam narasi provokatif.


“Ini kan kita udah ada persamaan tujuan, kesamaan cita-cita, lo (provokator) cari-cari cara biar kita kepecah belah lagi. Nggak masuk akal,” tegasnya.


👇👇



Sumber: Suara

Komentar