Makanya ia tak sepakat bahwa ini berasal dari tuntutan sosial society.
Karena ada kepentingan politik yang lain yang orientasinya adalah kekuasaan.
Menurutnya tak ada tuntutan dari 17 8 yang menjadi persoalan yang dihadapi publik saat ini.
Dalam pertarungan politik nasional kata dia, ada kekuatan di tataran papan atas yang memiliki syahwat kekuasaan untuk kembali, entah di 2029 atau di tengah masa pemerintahan Prabowo.
“Ini sangat jelas sekali, oleh karenanya demo yang kemarn yang berubah menjadi rusuh, inilah pola demo yang dua pihak dikendalikan. Ada perusuh dan aparat keamanan dikendalikan satu pihak. Sehingga muncul kerusuhan dalam satu waktu di tempat yang berbeda. Ini luar biasa,” tuturnya.
Bahkan dalam aksi itu muncul tuntutan Prabowo mundur. Karena tidak mampu menciptakan situasi aman.
“Inikan punya korelasi yang sangat kuat,” tambahnya.
Sumber: Fajar
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara
Prabowo Bongkar Fakta Whoosh: Utang Rp116 Triliun Bukan Masalah, Ini Janji Tegasnya!
Jokowi Buka Suara Soal Logo Wajahnya Dihapus Projo: Reaksinya Bikin Kaget!
Kuda Troya Jokowi? Ini Alasan Projo Gabung Gerindra dan Ganti Logo