Prabowo Tidak Nyaman Atas Dukungan Jokowi 2 Periode dengan Mengarahkan Relawan, Ini Buktinya

- Kamis, 25 September 2025 | 11:50 WIB
Prabowo Tidak Nyaman Atas Dukungan Jokowi 2 Periode dengan Mengarahkan Relawan, Ini Buktinya



POLHUKAM.ID -- Presiden ke 7 RI Joko Widodo atau Jokowi menyatakan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran dua periode.

Jokowi menginstruksikan para relawannya untuk juga mendukung Prabowo-Gibran dua periode, yang berarti pasangan Prabowo-Gibran akan maju kembali di pemilihan Presiden (Pilpres) 2029.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Julius Yunarto Wijaya mengatakan arahan Jokowi ke relawannya untuk mendukung Prabowo dua periode, jelas membuat tidak nyaman Presiden Prabowo.


"Arahan ini jelas membuat tidak nyaman Pak Prabowo. Bukan kalimat saya. Pak Prabowo yang mengatakan itu pada 18 Mei di acara pengurus PP Tidar ketika diteriakkan dua periode oleh kadernya sendiri," kata Yunarto dalam tayangan di Inews TV, Rabu (24/9/2025),


Menurut Yunarto, saat itu Prabowo juga mengatakan sebagai Presiden ia belum setahun memimpin Indonesia sehingga jangan bicara mengenai pemilu ke depan tetapi akan fokus bekerja terlebih dahulu.

"Prabowo yang mengatakan setahun saja belum, jangan kemudian berbicara mengenai pemilu lagi. Jadi fokus saja kerja terlebih dahulu. Silakan dicek nanti. Jadi ini masalah kenyamanan dari Pak Prabowo sendiri, yang ketika ingin bekerja dan lalu dia berharap kemudian tidak ada yang menyangkut pautkan langsung pada kompetisi berikutnya," kata Yunarto.

Sehingga menurut Yunarto ini bukan apa yang dikatakan pengamat atau etika bernegara.

"Ini Pak Prabowo yang menyatakan tidak nyaman," kata Yunarto.

Selain itu menurut Yunarto, pernyataan Jokowi itu baginya agak menyedihkan.

"Buat saya agak menyedihkan seorang presiden yang seharusnya sudah menghabiskan masa jabatan itu, harusnya menjadi stateman atau seorang negarawan," ujar Yunarto.


Ia mencontohkan apa yang dilakukan mantan presiden sebelumnya yakni SBY dan Megawati Soekarnoputri.

"Pak SBY berbicara misalnya mengenai malaria dalam konteks global, diundang di luar negeri tentang peradaban dunia dan konstelasi global yang baru dalam institutnya Dino Patti Jalal," kata Yunarto.


"Ibu Mega diundang oleh Paus. Harusnya itu yang dimainkan oleh seorang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri," kata dia.

Pernyataan Jokowi ini menurut Yunarto semakin menjustifikasi bahwa Jokowi menempatkan Prabowo-Gibran bukan keberlanjutan program, tapi konstelasi kekuasaan.

"Yang bahkan ketika belum setahun, sudah menempatkan seakan-akan keduanya harus jadi kembali. Dan itu melampaui tata negara, bahwa tidak bisa ada orang yang dipatok dari awal harus berpasangan dengan orang yang sama," ujarnya

Sumber: Wartakota 

Komentar