Waduh! Alumni MDIS Dian Hunafa Diduga Berbohong Soal Riwayat Kuliah Gibran, Kejanggalan Ini Disorot

- Kamis, 25 September 2025 | 14:00 WIB
Waduh! Alumni MDIS Dian Hunafa Diduga Berbohong Soal Riwayat Kuliah Gibran, Kejanggalan Ini Disorot

Kegeramannya timbul karena video lamanya justru dipelintir oleh sebagian pihak untuk memperkuat narasi ijazah palsu, Dian akhirnya mengunggah video baru berdurasi lebih dari 9 menit pada 17 September lalu.


Dalam video tersebut, ia memberikan "kuliah singkat" yang membongkar tuntas sistem pendidikan di Singapura untuk mematahkan semua tuduhan.


Dian menjelaskan bahwa MDIS adalah kampus swasta di Singapura yang tidak bisa mengeluarkan ijazah S1 sendiri. 


Oleh karena itu, mereka wajib bermitra dengan universitas dari luar negeri.


Inilah jawaban mengapa Gibran berkuliah di Singapura namun menerima ijazah dari University of Bradford, Inggris, salah satu mitra MDIS.


Lebih jauh, Dian juga menguliti perdebatan soal gelar Bachelor of Science (BSc) yang diraih Gibran untuk jurusan marketing, yang oleh sebagian pihak dianggap janggal. 


Menurutnya, hal ini sangat wajar di sistem pendidikan internasional.


“Jadi, marketing itu terbagi jadi dua. Marketing yang lebih ke strategi, lebih ke komunikasi, itu dia gelarnya BA, Bachelor of Arts,” jelasnya.


“Tapi marketing yang lebih ke ekonomi, statistik, atau ilmu-ilmu pastinya, itu lebih ke Bachelor of Science," katanya.


Informasi ini, kata Dian, bisa dengan mudah diverifikasi langsung melalui situs resmi universitas. 


Ia menegaskan bahwa perbedaan gelar tersebut murni karena fokus modul dan kurikulum yang diambil.


Untuk memperkuat argumennya, Dian menyinggung betapa ketatnya regulasi pendidikan dan imigrasi di Singapura. 


Ia menyebut aturan student pass (visa pelajar) yang bisa dicabut jika mahasiswa absen lebih dari 10%.


“Bayangkan saja, urusan absen saja dijaga seketat itu, apalagi soal ijazah. Mustahil ada ruang untuk menerbitkan ijazah palsu di Singapura,” tegasnya.


Penjelasan logis dan mendetail dari Dian Hunafa ini menjadi tamparan keras bagi narasi yang terus diembuskan oleh sejumlah pihak.



Sumber: RMOL

Halaman:

Komentar

Terpopuler