“Walaupun (Anies) pernah menjadi deklarator ormas nasional demokrat, tetapi pemilih Anies mayoritas dari kalangan Islam yang notabene kedekatan ideologinya bukan dengan Nasdem, tetapi dengan partai Islam seperti PKS,” jelas dia.
“Jadi lahannya Nasdem ini tidak cocok dengan Anies. Jadi efek coat-tail effect nanti yang diharapkan itu mungkin tidak tercapai, bahkan ada risiko mengalami resistensi. Kan sial sekali kalau caleg atau jurkam Nasdem punya calon presiden untuk didukung tapi malah mengalami penolakan,” tambahnya.
Karena pandangan-pandangan itu, menurutnya, nama yang paling masuk untuk diusung Nasdem adalah Erick Tohir. Ada beberapa alasan kenapa Erick Tohir menjadi sosok yang paling cocok bagi Nasdem.
Pertama, Erick Tohir dekat dengan Presiden Jokowi yang notabene Nasdem adalah pendukung utama dan awal sejak 2014. Sehingga menurutnya, Nasdem tidak akan kesulitan untuk mensosialisasikan Erick kepada pemilih Nasdem yang selama ini sudah disuguhi nama Jokowi.
“Tidak punya problem juga untuk menjual Erick di kalangan nasionalis,” kata dia.
Untuk pemilih dari kalangan Islam pun, menurutnya, Nasdem tidak akan kesulitan untuk menyosialisaikan Erick, karena Erick pun dari keluarga besar NU.
“Nah, kemudian ET karena belum punya partai (jadi) dia belum ada warna apa-apa seperti Ganjar warnanya sudah merah. Karena itu tidak mengalami risiko pembelahan suara,” ujarnya.
“Kalau mau ditambahkan kelebihan Erick satu lagi, dia berasal dari pulau Sumatra yang notabene adalah asalnya Pak Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem,” tambahnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara