Novel berharap Pemilu 2024 tidak ada lagi yang menggunakan politik identitas.
"Buat saya setop politik identitas. Setop para buzzeRp dan tangkap para penista agama dengan hukuman maksimal," ujar Novel dilansir dari GenPI.co, Kamis (23/6).
Untuk masalah dukung dan mendukung, kata Novel, sampai saat ini PA 212 masih netral.
Namun, soal politik identitas, Novel lantang menolak hal tersebut.
Menurut Novel, biang kerok munculnya politik identitas ialah mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Dia selalu menyinggung soal kitab suci umat Islam. Puncaknya waktu bilang 'jangan mau dibohongi surah Al-Maidah ayat 51'," tambahnya.
Jauh sebelum itu, kata Novel, Ahok juga sebelumnya sudah mengobok-obok syariat dengan melarang umat Islam menyembelih hewan kurban di halaman masjid.
"Setelah Ahok, sampai saat ini politik identitas justru diduga kuat dimainkan rezim," tuturnya.
Sebab, kata pentolan 2021 itu, rezim sering kali mendukung kelompok penista agama.
Padahal, menurutnya, isu agama yang tak sehat itu penyebab suburnya politik identitas.
"Indonesia baru bisa damai ketika penista agama langsung dijerat lima tahun penjara," tegas Novel.(*)
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Gibran Tak Salami AHY Diduga Imbas Isu Pemakzulan yang Disinyalir dari Partai Biru
Upacara 17 Agustus di Istana Diprediksi Penuh Drama Politik, Jokowi Bakal Absen?
Bukan Hanya AHY, Begini Tatapan Tajam Bahlil Saat Tak Disalami Gibran
Insiden Gibran Tak Salami Menteri Bukti Relasi di Kabinet Tidak Kuat