Muzani tidak menyebut siapa orang yang disindirnya. Namun, pernyataan itu dibuat sebagai representasinya terhadap dunia perpolitikan nasional.
Menurut Muzani, tradisi politik tidak tahu terima kasih bukan adab dan akhlak yang baik. Sebab, dia menilai politik Indonesia kini justru memperlihatkan persaingan.
"Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterima kasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal, " kata Muzani dalam keterangannya Minggu (26/6/2022).
"Orang yang dibesarkan partai, justru bersaing dengan partai yang membesarkannya, bersaing demi jabatan-jabatan. Adab politik kita telah dijauhi oleh pelaku politik kita," sambungnya.
Kata Muzani, para pemimpin di Indonesia seharusnya kembali kepada adab seperti yang diajarkan oleh orang tua dan para pemimpin terdahulu.
Anggota Komisi I itu pun menyayangkan, adab berterima kasih kepada orang atau pihak yang berjasa itu sudah mulai hilang dari tradisi para pemimpin di Indonesia.
"Jika akhlak sudah tidak ada lagi dalam kehidupan kita, maka tidak ada lagi rasa saling menghormati dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah membesarkan kita. Karena dari sinilah muncul calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Jika kalian jadi orang jangan pernah berkhianat kepada bangsa, rakyat, guru, kepada kyai-kyai yang telah membesarkan kalian," tukas dia.[]
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Cara Pidato Seskab Teddy Tuai Atensi! Publik Sebut Bisa Jadi Saingan Masuk Bursa Cawapres ke Depan
Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan
Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan!
Pengamat Politik: Usulan Gibran Dimakzulkan Tidak Bisa Dipisahkan Dari Pilpres 2029!