Menimbang sebagian besar partai masih terus bermanuver untuk menjajaki peluang kerjasama menyambut momentum 2024. Beberapa parpol, seperti Nasdem bahkan sudah menyebutkan nama calon presiden (capres) yang akan diusung, bahkan PKB dan pengurusnya yang sempat ditinggal sudah berkali-kali bertemu dengan Partai Gerindra.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro mengatakan, walaupun sampai hari ini baru KIB yang terbentuk sebagai wadah koalisi, namun dia melihat, KIB ini justru tak ada hal baru dalam beberapa pekan terakhir.
"Seharusnya, di titik inilah momentum KIB untuk melahirkan terobosan kembali terbuka karena banyak partai masih belum sepakat secara resmi untuk berkoalisi," kata Agung kepada wartawan, Jumat (1/7/2022).
Dia melihat, PDIP sebagai parpol yang bisa maju sendiri dalam Pilpres, karena telah memenuhi ambang batas saja mulai bermanuver. Pascarakernas partai berlambang banteng ini melalui elit-elitnya mengkonfirmasi bahwa Puan Maharani (Puan) akan mulai bersafari politik.
"Safari ini untuk menjalin komunikasi dengan berbagai partai kecuali dengan Partai Demokrat dan PKS untuk meretas jalan bekerjasama," katanya.
Selain PDIP, situasi partai lain seperti Nasdem yang sudah menelurkan tiga nama capres. Rekomendasi Nasdem bersama Anies, Andika, dan Ganjar, juga masih tertahan untuk berkoalisi dengan Demokrat-PKS. Hal ini menjadi kuncian, pasca ketua umumnya, Surya Paloh menyampaikan gagasan Capres-Cawapres Pemersatu.
"Usulan capres pemersatu Nasdem, lewat paket Anies - Ganjar atau Ganjar-Anies. Padahal jamak diketahui oleh publik, Demokrat mengusung sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baik sebagai Capres atau Cawapres, walaupun PKS belum sampai bicara nama," ungkapnya.
Situasi lebih baik, justru sementara ini, ada di Gerindra-PKB, yang dalam beberapa kesempatan informal mulai mengenalkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), karena koalisi ini ramping dan rasional. Maksudnya ramping, karena KIR atau koalisi Gerindra-PKB sudah mampu memenuhi presidential threshold dan rasional.
"Karena basis massa Gerindra yang nasionalis, dilengkapi oleh PKB yang didominasi kalangan santri. Artinya kemungkinan koalisi ini terbentuk sangat besar pasca KIB walaupun tak bisa dimungkiri dinamika koalisi masih terus berlangsung," ujar Agung.
Karena itu melihat masih jalan di tempatnya KIB ini, Agung menyarankan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merespon perihal ini. Pertama, soal visi, misi, program, dan inovasi kebijakan (baca : platform pilpres), karena ini menjadi jantungnya perubahan.
Dia mengingatkan, jangan sampai platform pilpres bersama koalisi ini hanya menjadi domain tim sukses seperti biasanya. Atau hal ini hanya bahan debat kandidat tanpa keterlibatan publik secara intensif di dalamnya lewat kampus, LSM/NGO kredibel, atau tokoh masyarakat sipil yang kompeten.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara