"Duet Prabowo-Khofifah merupakan perpaduan yang pas antara sosok nasionalis dan religius. Khofifah sangat cocok jika berduet dengan bakal calon presiden dari kalangan nasionalis," katanya di Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Menurut dia, Khofifah sangat layak untuk dicalonkan menjadi cawapres karena memiliki modal politik kuat yang tidak dimiliki calon lain.
Dia menilai Khofifah punya basis massa yang besar dan loyal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), sehingga bisa membawa keuntungan.
"Khofifah tidak hanya merepresentasikan kaum nahdliyin, tapi juga kaum perempuan yang jumlahnya mencapai separuh lebih dari total jumlah pemilih. Jika isu kesetaraan gender digulirkan dan ditarungkan dengan Puan Maharani, saya yakin publik akan lebih memilih Khofifah," jelasnya.
Indaru menilai Khofifah memiliki banyak pengalaman di legislatif dan eksekutif, seperti saat ini menjadi Gubernur Jatim, menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden RI Abdurrahman Wahid, pernah menjabat Kepala BKKBN, dan menjadi Menteri Sosial pada tahun 2014-2018.
Selain itu, dia menilai Khofifah adalah pemimpin organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama yaitu Muslimat NU yang memiliki jumlah anggota yang cukup besar yaitu lebih dari 30 juta.
Secara personal, Indaru mengungkapkan bahwa Khofifah adalah sosok politikus yang sangat luwes dan bisa diterima semua kalangan, modal yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk mencegah terjadinya polarisasi pada Pemilu 2024.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan!
Pengamat Politik: Usulan Gibran Dimakzulkan Tidak Bisa Dipisahkan Dari Pilpres 2029!
Hercules Hina Purnawirawan, Publik Heran: Kenapa TNI Diam Saja?
Keteladanan Yang Tercoreng: Mobil Jokowi Sempat Nunggak Pajak dan Simbol Etika Yang Dipertaruhkan